Jakarta (ANTARA News) - Indonesia masih mengimpor 250 juta unit lampu hemat energi (LHE) sepanjang 2012 dari total kebutuhan LHE yang mecapai 320 juta unit.

"Kapasitas produksi nasional semestinya 200 juta unit dari 15 industri dalam negeri. Tapi, jumlah pasokan baru sekitar 70 juta," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, selepas membuka Pameran Produk Industri Elektronika dan Telematika 2013 di Jakarta, Selasa.

Budi mengatakan kekurangan pasokan 130 juta unit LHE dari 15 industri lampu hemat energi di seluruh Indonesia itu kemudian dipenuhi lewat impor.

"Makanya kita cegat (produk LHE) impor itu dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kalau pembelian dari pemerintah, harus ada tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yaitu konten lokal di atas 40 persen," kata Budi.

Pengembangan dari industri LHE dalam negeri, menurut Budi, yaitu penerapan teknologi "light emitting diode" (LED) yang sudah dimulai lima industri.

"Lima industri itu masih kecil, tapi ini teknologi lampu masa depan. Kami berpikir akan ada pengenaan bea masuk (untuk LED impor-red). Harmonisasi pos tarif yang mana, itu belum pasti," kata Budi.

Lebih lanjut Budi mengatakan bea masuk untuk LED impor digunakan untuk menjamin pasar industri LED dalam negeri yang ditarget memasok 15 juta unit atau sekitar dua persen dari kebutuhan pasar pada 2013.

Kemenperin mencatat pertumbuhan industri elektronika pada Februari 2013 meningkat 20 persen dibanding periode yang sama pada 2012.

Penjualan per Februari 2013 tercatat Rp2,4 triliun, lebih tinggi daripada periode yang sama tahun 2012, yakni Rp2,07 triliun.