Indonesia menjajaki impor beras dari sejumlah negara
11 September 2023 13:57 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri), Mensesneg Pratikno (kiri), Dirut Perum Bulog Budi Waseso (kanan) dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (tengah) melihat pengemasan beras di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/nym.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kerja sama impor beras dengan sejumlah negara, seperti Kamboja, India, Bangladesh, dan China untuk mengamankan kebutuhan masyarakat di dalam negeri.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembicaraan terkait impor beras telah dijajaki bersama Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, PM India Narendra Modi, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin, dan PM China Li Qiang.
“Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok guna menjaga agar tidak terjadi kenaikan (harga) karena memang produksi pasti turun disebabkan oleh El Nino,” kata Jokowi ketika meninjau Gudang Bulog Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin.
Meskipun pembicaraan awal sudah dilakukan, Jokowi mengungkapkan bahwa hingga saat ini pemerintah belum memutuskan kerja sama impor beras dengan negara tertentu, karena masih perlu bernegosiasi soal harga.
“Saya ini berbicara dengan kepala negara/kepala pemerintahan kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog. Kalau barangnya ada (negosiasi) di antara pemimpin sudah oke, tetapi harganya tidak nyambung kan tidak ketemu. Jadi masalah harga tetap menjadi hal penting dalam negosiasi tentang jadi atau tidak transaksinya,” ujar Presiden Jokowi.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam pertemuan bilateral dengan PM Kamboja Hun Manet di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta, pekan lalu, Jokowi menyampaikan keinginan Indonesia untuk mengimpor sekitar 250 ribu ton beras per tahun dari Kamboja.
Proses impor beras dari Kamboja itu akan mendukung tambahan stok beras dari sejumlah negara yang diperkirakan totalnya mencapai 400 ribu ton.
Jumlah tersebut, kata Jokowi, akan menambah cadangan beras di gudang-gudang Bulog yang saat ini berjumlah 1,6 juta ton, yang disebutnya sudah di atas kondisi normal yakni 1,2 juta ton.
Namun, untuk mengantisipasi dampak El Nino tahun ini serta untuk mengamankan pasokan hingga tahun depan, Presiden Jokowi menganggap masih perlu impor dari sejumlah negara.
“Kalau stok kita sudah banyak, tetapi kita tetap melihat di mana bisa kita beli (beras)… tidak hanya untuk sekarang tetapi juga untuk antisipasi (kebutuhan) tahun depan,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Jokowi perintahkan distribusi 10 kg beras untuk KPM selama tiga bulan
Baca juga: Pemerintah salurkan sekitar 210 ribu ton bantuan beras setiap bulan
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembicaraan terkait impor beras telah dijajaki bersama Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, PM India Narendra Modi, Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin, dan PM China Li Qiang.
“Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok guna menjaga agar tidak terjadi kenaikan (harga) karena memang produksi pasti turun disebabkan oleh El Nino,” kata Jokowi ketika meninjau Gudang Bulog Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin.
Meskipun pembicaraan awal sudah dilakukan, Jokowi mengungkapkan bahwa hingga saat ini pemerintah belum memutuskan kerja sama impor beras dengan negara tertentu, karena masih perlu bernegosiasi soal harga.
“Saya ini berbicara dengan kepala negara/kepala pemerintahan kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog. Kalau barangnya ada (negosiasi) di antara pemimpin sudah oke, tetapi harganya tidak nyambung kan tidak ketemu. Jadi masalah harga tetap menjadi hal penting dalam negosiasi tentang jadi atau tidak transaksinya,” ujar Presiden Jokowi.
Sebelumnya dikabarkan bahwa dalam pertemuan bilateral dengan PM Kamboja Hun Manet di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta, pekan lalu, Jokowi menyampaikan keinginan Indonesia untuk mengimpor sekitar 250 ribu ton beras per tahun dari Kamboja.
Proses impor beras dari Kamboja itu akan mendukung tambahan stok beras dari sejumlah negara yang diperkirakan totalnya mencapai 400 ribu ton.
Jumlah tersebut, kata Jokowi, akan menambah cadangan beras di gudang-gudang Bulog yang saat ini berjumlah 1,6 juta ton, yang disebutnya sudah di atas kondisi normal yakni 1,2 juta ton.
Namun, untuk mengantisipasi dampak El Nino tahun ini serta untuk mengamankan pasokan hingga tahun depan, Presiden Jokowi menganggap masih perlu impor dari sejumlah negara.
“Kalau stok kita sudah banyak, tetapi kita tetap melihat di mana bisa kita beli (beras)… tidak hanya untuk sekarang tetapi juga untuk antisipasi (kebutuhan) tahun depan,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Jokowi perintahkan distribusi 10 kg beras untuk KPM selama tiga bulan
Baca juga: Pemerintah salurkan sekitar 210 ribu ton bantuan beras setiap bulan
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: