Yinchuan (ANTARA) - Shapotou, yang berarti "bukit pasir tinggi", adalah sebuah distrik di Kota Zhongwei, Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, China barat laut, tempat Gurun Tengger dan Sungai Kuning, sungai terpanjang kedua di China, bertemu.

Sungai Kuning hanya mengalir sesekali melalui area tersebut hingga proyek pengerukan skala besar dimulai pada 2021, yang bertujuan untuk menghubungkan 22 danau dan lima saluran drainase. Saat ini, sistem air tersebut sudah terhubung sepenuhnya.

Dari atas, pemandangan dari udara menawarkan cakrawala menawan di sepanjang tepi utara Sungai Kuning di Shapotou. Permadani jalur air nan jernih mengelilingi lanskap budaya dan pemandangan indah yang tersebar di sepanjang tepi danau dan parit yang kembali hidup.

"Di masa lalu, danau-danau tidak terhubung, sehingga membentuk genangan air berkualitas rendah. Kini, setelah sistem air terhubung, kawasan pedesaan menjadi semakin indah," kata Guo Wenbao dari biro urusan air distrik tersebut.

Lebih dari 40.000 warga di dua wilayah telah memperoleh manfaat dari proyek pengolahan lingkungan sungai di area seluas 46 km persegi, yang juga menikmati revolusi toilet pedesaan dan fasilitas pengolahan limbah baru.

Di antara warga tersebut, Tang Xiuqin (77) dari Desa Fengzhuang di Rouyuan, mengatakan dia dan warga desa lainnya mulai menggunakan toilet siram tahun lalu. Melalui jaringan pipa pengumpul limbah, air limbah perumahan memasuki instalasi pengolahan limbah, sebelum dibuang ke lahan basah terdekat.

Shapotou menjadi titik Sungai Kuning memasuki Ningxia dan memulai perjalanannya sepanjang 397 km melalui daerah itu. Ini menjadi alasan mengapa distrik itu dipilih di Ningxia untuk menjadi proyek percontohan konektivitas sistem air sungai dan proyek peremajaan desa.

Setelah proyek percontohan ini, pemerintah daerah memperluas dampak percobaan tersebut, dengan melakukan pengerukan jaringan air sungai, melindungi lahan basah sungai, dan mendorong revolusi toilet pedesaan untuk menjadikan sungai lebih bersih.

Perbaikan ini telah meningkatkan pariwisata, yang memungkinkan keunikan kawasan ini menjadi semakin bersinar.

Saat ini, Shapotou telah menjadi magnet bagi wisatawan yang berbondong-bondong mengunjungi distrik itu untuk menyusuri Sungai Kuning dengan rakit kulit domba, terbang melintasi sungai dengan luncur gantung (flying fox), memandangi Bima Sakti melalui langit-langit kaca hotel di gurun itu, atau menguji ketahanan mereka dengan aktivitas seperti selancar pasir dan ski pasir.