Membaiknya inflasi indikasi momentum pemulihan berkelanjutan China
11 September 2023 09:40 WIB
Seorang pelanggan membeli kacang di salah satu supermarket yang ada di Kota Sanjiang, Prefektur Otonomi Qiandongnan Miao dan Dong, Provinsi Guizhou, China barat daya (9/8/2023). ANTARA/Xinhua/Yang Xiaohai/aa.
Beijing (ANTARA) - Inflasi konsumen China kembali ke domain positif pada Agustus 2023, sementara penurunan harga dasar di tingkat produsen (factory-gate price) melambat, menjadi penambah bukti terjadinya pemulihan berkelanjutan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan indikator utama inflasi, naik tipis sebesar 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus mengalami rebound dari penurunan 0,3 persen pada Juli, kata Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China, pada Sabtu (9/9).
IHK juga membaik pada basis bulanan, naik 0,3 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan 0,2 persen pada Juli.
Pakar statistik NBS Dong Lijuan mengaitkan kenaikan IHK dengan peningkatan berkelanjutan dari pasar konsumen China serta hubungan antara penawaran dan permintaan negara itu.
Rata-rata IHK untuk periode Januari-Agustus meningkat 0,5 persen (yoy).
Data tersebut tercatat ketika lonjakan perjalanan pada musim panas mendorong sektor transportasi, pariwisata, akomodasi, dan katering, dengan kenaikan harga jasa dan barang-barang nonpangan mengimbangi harga pangan dan barang-barang konsumen yang lebih rendah, kata Bruce Pang, kepala ekonom China Raya dari perusahaan jasa manajemen investasi dan real estat JLL.
Jika diperinci, harga pangan turun 1,7 persen (yoy) pada Agustus, tetapi harga barang-barang nonpangan dan jasa masing-masing naik 0,5 persen dan 1,3 persen dari setahun sebelumnya.
IHK inti, tanpa menyertakan harga pangan dan energi, naik 0,8 persen (yoy) pada Agustus, dengan laju kenaikan yang tidak berubah dibandingkan dengan Juli.
Indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur biaya barang di tingkat produsen, turun 3 persen (yoy) pada Agustus. Penurunan tersebut menyusut dari penurunan 4,4 persen pada Juli dan penurunan 5,4 persen yang tercatat pada Juni.
Menurut data NBS, pada basis bulanan, IHP Agustus naik tipis sebesar 0,2 persen mengimbangi penurunan 0,2 persen pada Juli.
Dong mengatakan peningkatan IHP pada Agustus terjadi karena beberapa faktor, termasuk peningkatan permintaan untuk produk industri tertentu dan harga minyak mentah internasional yang lebih tinggi.
Rata-rata IHP dalam delapan bulan pertama tahun ini turun 3,2 persen (yoy), tidak berubah jika dibandingkan dengan periode Januari-Juli, menurut data yang tersedia.
Data pada Sabtu mengindikasikan bahwa ketika negara itu meluncurkan sejumlah kebijakan pendukung ekonomi dan meningkatkan penyesuaian counter-cyclical, efek dari langkah-langkah untuk mendongkrak permintaan domestik terus bermunculan, kata Pang.
Data inflasi ini diungkap menyusul serangkaian indikator yang mengarah pada momentum pemulihan ekonomi China yang berkelanjutan.
Sejauh ini, ekonomi China terus melanjutkan tren kenaikan pada 2023, tetapi tantangan tetap ada di tengah lingkungan global yang kompleks dan permintaan domestik yang tidak memadai.
Para analis yakin bahwa China memiliki banyak pilihan dalam perangkat kebijakannya untuk mengonsolidasikan momentum ekonomi lebih jauh, termasuk penyesuaian rasio cadangan wajib bank dan pengoptimalan kebijakan kredit untuk sektor properti.
Dengan tingkat inflasi yang tetap rendah, masih ada kebutuhan dan kemungkinan untuk penurunan suku bunga lanjutan, kata Pang.
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan indikator utama inflasi, naik tipis sebesar 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus mengalami rebound dari penurunan 0,3 persen pada Juli, kata Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China, pada Sabtu (9/9).
IHK juga membaik pada basis bulanan, naik 0,3 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan 0,2 persen pada Juli.
Pakar statistik NBS Dong Lijuan mengaitkan kenaikan IHK dengan peningkatan berkelanjutan dari pasar konsumen China serta hubungan antara penawaran dan permintaan negara itu.
Rata-rata IHK untuk periode Januari-Agustus meningkat 0,5 persen (yoy).
Data tersebut tercatat ketika lonjakan perjalanan pada musim panas mendorong sektor transportasi, pariwisata, akomodasi, dan katering, dengan kenaikan harga jasa dan barang-barang nonpangan mengimbangi harga pangan dan barang-barang konsumen yang lebih rendah, kata Bruce Pang, kepala ekonom China Raya dari perusahaan jasa manajemen investasi dan real estat JLL.
Jika diperinci, harga pangan turun 1,7 persen (yoy) pada Agustus, tetapi harga barang-barang nonpangan dan jasa masing-masing naik 0,5 persen dan 1,3 persen dari setahun sebelumnya.
IHK inti, tanpa menyertakan harga pangan dan energi, naik 0,8 persen (yoy) pada Agustus, dengan laju kenaikan yang tidak berubah dibandingkan dengan Juli.
Indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur biaya barang di tingkat produsen, turun 3 persen (yoy) pada Agustus. Penurunan tersebut menyusut dari penurunan 4,4 persen pada Juli dan penurunan 5,4 persen yang tercatat pada Juni.
Menurut data NBS, pada basis bulanan, IHP Agustus naik tipis sebesar 0,2 persen mengimbangi penurunan 0,2 persen pada Juli.
Dong mengatakan peningkatan IHP pada Agustus terjadi karena beberapa faktor, termasuk peningkatan permintaan untuk produk industri tertentu dan harga minyak mentah internasional yang lebih tinggi.
Rata-rata IHP dalam delapan bulan pertama tahun ini turun 3,2 persen (yoy), tidak berubah jika dibandingkan dengan periode Januari-Juli, menurut data yang tersedia.
Data pada Sabtu mengindikasikan bahwa ketika negara itu meluncurkan sejumlah kebijakan pendukung ekonomi dan meningkatkan penyesuaian counter-cyclical, efek dari langkah-langkah untuk mendongkrak permintaan domestik terus bermunculan, kata Pang.
Data inflasi ini diungkap menyusul serangkaian indikator yang mengarah pada momentum pemulihan ekonomi China yang berkelanjutan.
Sejauh ini, ekonomi China terus melanjutkan tren kenaikan pada 2023, tetapi tantangan tetap ada di tengah lingkungan global yang kompleks dan permintaan domestik yang tidak memadai.
Para analis yakin bahwa China memiliki banyak pilihan dalam perangkat kebijakannya untuk mengonsolidasikan momentum ekonomi lebih jauh, termasuk penyesuaian rasio cadangan wajib bank dan pengoptimalan kebijakan kredit untuk sektor properti.
Dengan tingkat inflasi yang tetap rendah, masih ada kebutuhan dan kemungkinan untuk penurunan suku bunga lanjutan, kata Pang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: