Bekasi ekspor 10 juta ikan hias
29 April 2013 21:07 WIB
Peluang Ekspor Ikan Hias Seorang pembeli sedang melihat ikan di pasar ikan hias, Menteng, Jakarta, Selasa (23/4). Indonesia memiliki potensi besar dalam perdagangan ikan hias dunia, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, sekitar 40 persen atau 450 spesies di antaranya berada di Indonesia. (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)
Bekasi (ANTARA News) - Komunitas budidaya ikan hias di Kota Bekasi, Jawa Barat, mengekspor rata-rata 10 juta ekor ikan per bulan guna memenuhi permintaan pasar mancanaegara.
"Jumlah itu berasal dari 500 pebudidaya ikan hias yang tersebar di 12 kecamatan. Sekitar 350 di antaranya sudah masuk dalam data keanggotaan kami," ujar Ketua Asosiasi Ikan Hias Bekasi, Atep Setiawan, di Bekasi, Senin.
Menurut dia, ekpor ikan tersebut baru sebatas Singapura, padahal permintaan pun banyak datang dari Eropa dan Timur Tengah.
"Singapura merupakan sentral ikan hias di Asia karena wilayahnya yang berada pada jalur strategis pemasaran," katanya.
Menurut dia, Indonesia saat ini masih menduduki peringkat kelima eksportir ikan hias dunia setelah Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura.
"Padahal, ikan hias Singapura mayoritas berasal dari Bekasi. Mereka pandai merawat dan memasarkan kembali ke berbagai belahan dunia," katanya.
Menurutnya, prospek bisnis ikan hias memang sangat menjanjikan. Apalagi ikan hias Indonesia memiliki keragaman baik bentuk tubuh dan warna yang indah sehingga dipercaya dapat mengurangi stres oleh para pencinta ikan hias.
Tingginya minat terhadap ikan hias tersebut, kata dia, saat ini membuat semakin banyak pebudidaya ikan ataupun para pemasar yang mengusahakan ikan hias sebagai komoditas andalan.
"Tidak tertutup kemungkinan asosiasi mendapatkan suntikan pendatang baru yang berminat terjun di bidang ini. Mereka tentu membutuhkan pembinaan yang memadai," katanya.
Mengenai tambahan energi baru ini, Atep mengatakan hal tersebut sangat dibutuhkan. Sebab sekitar 500 pebudidaya yang ada saat ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan ekspor.
Kapasitas menghasilkan dan mengekspor 10 juta ekor ikan hias per bulan masih jauh dari permintaan luar negeri yang sesungguhnya ada.
"Jadi sebenarnya peluang usaha di bidang ini masih terbuka lebar. Peluang ini jangan sampai terbuang, sehingga posisi Indonesia dan khususnya Kota Bekasi tergeser wilayah lain," katanya.
Sebab saat ini, negara lain yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam pasar ikan hias dunia mulai mengambil posisi sebagai eksportir pula.
"Sebut saja Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang saat ini sedang giat meningkatkan kualitas ikan hiasnya," katanya. (*)
"Jumlah itu berasal dari 500 pebudidaya ikan hias yang tersebar di 12 kecamatan. Sekitar 350 di antaranya sudah masuk dalam data keanggotaan kami," ujar Ketua Asosiasi Ikan Hias Bekasi, Atep Setiawan, di Bekasi, Senin.
Menurut dia, ekpor ikan tersebut baru sebatas Singapura, padahal permintaan pun banyak datang dari Eropa dan Timur Tengah.
"Singapura merupakan sentral ikan hias di Asia karena wilayahnya yang berada pada jalur strategis pemasaran," katanya.
Menurut dia, Indonesia saat ini masih menduduki peringkat kelima eksportir ikan hias dunia setelah Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura.
"Padahal, ikan hias Singapura mayoritas berasal dari Bekasi. Mereka pandai merawat dan memasarkan kembali ke berbagai belahan dunia," katanya.
Menurutnya, prospek bisnis ikan hias memang sangat menjanjikan. Apalagi ikan hias Indonesia memiliki keragaman baik bentuk tubuh dan warna yang indah sehingga dipercaya dapat mengurangi stres oleh para pencinta ikan hias.
Tingginya minat terhadap ikan hias tersebut, kata dia, saat ini membuat semakin banyak pebudidaya ikan ataupun para pemasar yang mengusahakan ikan hias sebagai komoditas andalan.
"Tidak tertutup kemungkinan asosiasi mendapatkan suntikan pendatang baru yang berminat terjun di bidang ini. Mereka tentu membutuhkan pembinaan yang memadai," katanya.
Mengenai tambahan energi baru ini, Atep mengatakan hal tersebut sangat dibutuhkan. Sebab sekitar 500 pebudidaya yang ada saat ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan ekspor.
Kapasitas menghasilkan dan mengekspor 10 juta ekor ikan hias per bulan masih jauh dari permintaan luar negeri yang sesungguhnya ada.
"Jadi sebenarnya peluang usaha di bidang ini masih terbuka lebar. Peluang ini jangan sampai terbuang, sehingga posisi Indonesia dan khususnya Kota Bekasi tergeser wilayah lain," katanya.
Sebab saat ini, negara lain yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam pasar ikan hias dunia mulai mengambil posisi sebagai eksportir pula.
"Sebut saja Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang saat ini sedang giat meningkatkan kualitas ikan hiasnya," katanya. (*)
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: