Kepala BNPB dorong pembentukan Satgas Darat tangani karhutla Pasuruan
9 September 2023 22:17 WIB
Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan Gunung Arjuno dari udara (water boombing) di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). Berdasarkan data BPBD Jawa Timur, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Arjuno terus meluas terutama di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo telah mencapai 4.796 hektare. ANTARAFOTO/Trisnadi/Spt. (ANTARA FOTO/Trisnadi)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mendorong pembentukan Satgas Darat yang melibatkan personel dari unsur forkopimda untuk menangani kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur.
"Satgas Darat itu yang efektif. Kalau tanpa Satgas Darat, bohong itu kita bisa memadamkan api," kata Suharyanto, dalam keterangan, di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, upaya pengendalian yang paling efektif dilakukan dengan cara pemadaman darat karena tim lebih mampu menjangkau lokasi dan dapat mengetahui secara persis posisi titik api.
Di samping itu, katanya, upaya pemadaman yang dilakukan Satgas Darat dapat lebih fokus dan terpusat sehingga api dapat dipadamkan dengan sempurna.
Menurut Suharyanto, Satgas Darat dinilai lebih efisien dibandingkan cara lain, seperti "water bombing", teknologi modifikasi cuaca (TMC), maupun upaya lainnya.
Baca juga: BNPB tambah bantuan helikopter tangani karhutla Gunung Arjuno
Baca juga: Karhutla di Gunung Arjuno dipadamkan dari darat hingga udara
"Operasi udara itu jalan terakhir. Jadi operasi darat dulu dilakukan. Jangan sampai menunggu api membesar. Kalau api membesar maka sia-sia kita," jelas Suharyanto.
Suharyanto mengatakan bahwa strategi pemadaman karhutla dengan "water bombing" menjadi langkah terakhir karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
"Kasihan negara bayar mahal," tambah Suharyanto.
Selain itu, operasi "water bombing" membutuhkan penampungan sumber air yang besar untuk diangkut menggunakan pesawat menuju titik api, padahal lokasi sumber air akan lebih sulit ditemukan saat musim kemarau seperti sekarang ini.
Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuno yang terjadi sejak 28 Agustus 2023 menjadi perhatian pemerintah pusat. Sebab, titik api dilaporkan meluas mulai dari Kabupaten Malang, Pasuruan, Mojokerto hingga Kota Batu dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Apabila ditotal, maka luas lahan yang terbakar dari seluruh wilayah telah mencapai kurang lebih 4.796 hektar dengan Kabupaten Pasuruan menjadi wilayah terdampak paling luas, yakni 2.724,48 hektar.
"Satgas Darat itu yang efektif. Kalau tanpa Satgas Darat, bohong itu kita bisa memadamkan api," kata Suharyanto, dalam keterangan, di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, upaya pengendalian yang paling efektif dilakukan dengan cara pemadaman darat karena tim lebih mampu menjangkau lokasi dan dapat mengetahui secara persis posisi titik api.
Di samping itu, katanya, upaya pemadaman yang dilakukan Satgas Darat dapat lebih fokus dan terpusat sehingga api dapat dipadamkan dengan sempurna.
Menurut Suharyanto, Satgas Darat dinilai lebih efisien dibandingkan cara lain, seperti "water bombing", teknologi modifikasi cuaca (TMC), maupun upaya lainnya.
Baca juga: BNPB tambah bantuan helikopter tangani karhutla Gunung Arjuno
Baca juga: Karhutla di Gunung Arjuno dipadamkan dari darat hingga udara
"Operasi udara itu jalan terakhir. Jadi operasi darat dulu dilakukan. Jangan sampai menunggu api membesar. Kalau api membesar maka sia-sia kita," jelas Suharyanto.
Suharyanto mengatakan bahwa strategi pemadaman karhutla dengan "water bombing" menjadi langkah terakhir karena mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
"Kasihan negara bayar mahal," tambah Suharyanto.
Selain itu, operasi "water bombing" membutuhkan penampungan sumber air yang besar untuk diangkut menggunakan pesawat menuju titik api, padahal lokasi sumber air akan lebih sulit ditemukan saat musim kemarau seperti sekarang ini.
Kebakaran hutan dan lahan di Gunung Arjuno yang terjadi sejak 28 Agustus 2023 menjadi perhatian pemerintah pusat. Sebab, titik api dilaporkan meluas mulai dari Kabupaten Malang, Pasuruan, Mojokerto hingga Kota Batu dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Apabila ditotal, maka luas lahan yang terbakar dari seluruh wilayah telah mencapai kurang lebih 4.796 hektar dengan Kabupaten Pasuruan menjadi wilayah terdampak paling luas, yakni 2.724,48 hektar.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: