"Seperti yang kita ketahui, stunting tidak mungkin bisa teratasi jika kita bekerja sendiri. Kita harus bekerja sama, dan secara khusus dalam program BAAS ini ada paket pemberian makanan tambahan. Kalau di program ini sifatnya adalah pemulihan, utamanya pada sasaran anak stunting supaya tidak stunting lagi," ujar Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN Dr. Ir. Dwi Listyawardani dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Program yang bertajuk "Jakarta Beraksi (bersama atasi stunting)" dicanangkan pada Jumat (8/9) di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Mardani Asri, Jakarta Pusat, dan akan berlangsung selama tiga bulan dengan program pemulihan anak yang terindikasi stunting.
Baca juga: STC bangun sarana air bersih bantu penurunan stunting di Sumba Barat
Menurut Dwi, format kegiatan BAAS di Kelurahan Cempaka Putih Barat sangat bagus, karena tidak hanya memberikan bantuan tetapi juga melakukan pengawasan dengan kartu kendali agar bantuan benar-benar diterima oleh para balita sasaran. Ia berharap, program ini selanjutnya bisa menyasar para ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK).Baca juga: STC bangun sarana air bersih bantu penurunan stunting di Sumba Barat
"Di sini luar biasa, ada kartu kendali dimana kadernya secara interaktif melaporkan bahwa ini (bantuan) sudah diberikan. Mudah-mudahan juga ada laporan kalau ini sudah dimakan, jangan sampai kalau sudah diantar ke rumah, yang makan bapak atau ibunya. Karena kalau stunting itu harus dipantau supaya apa yang sudah dibantu oleh donatur bisa betul-betul sampai ke sasaran mulut yang menerima," katanya.
Selain itu, ia berpesan agar para orang tua bisa memikirkan tumbuh kembang anaknya dengan merencanakan kehidupan berkeluarga untuk memenuhi hak semua anak.Sementara, Ketua Umum WBI Lucy Halim yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa WBI sangat berkomitmen untuk ikut berpartisipasi menurunkan stunting demi masa depan anak-anak Indonesia.
"Setelah dengar ini (stunting) saya berpikir saya harus membuat satu gerakan sosial yang bisa membantu mengurangi anak stunting demi negara kita. Oleh karena itu, saya kumpulkan seluruh wanita Indonesia Buddhis harus ikut berdana, harus satu orang untuk satu anak, selama enam bulan. Jadi, kita bisa mengumpulkan banyak untuk kegiatan sosial ini," ucapnya.
Baca juga: BKKBN sosialisasikan Program KB dan penanganan stunting di perbatasan
Selain BAAS, WBI juga mempunyai program bimbingan perkawinan bagi para calon pengantin.
"Program kami dari WBI yang paling penting itu bimbingan perkawinan, karena kita membimbing anak-anak remaja yang baru menikah. Kita membimbing mereka bagaimana mengatasi ekonomi, mengatasi rumah tangga mereka, supaya mengurangi perceraian," tuturnya.Baca juga: BKKBN sosialisasikan Program KB dan penanganan stunting di perbatasan
Selain BAAS, WBI juga mempunyai program bimbingan perkawinan bagi para calon pengantin.
Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma yang turut hadir juga menyampaikan pentingnya kesiapan sebelum pernikahan.
"Yang terpenting adalah sebelum memasuki jenjang perkawinan, di situ kita sudah melakukan intervensi mulai dari kelompok remajanya sampai mau menikah. Kemudian, pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di situlah titik penting anak akan menjadi stunting atau tidak, yang penting di sini adalah semangat kepedulian kita semua," kata Dhany.
Menurutnya, kunci penanganan stunting adalah kolaborasi semua sektor.
"Kuncinya penanganan stunting tidak bisa hanya satu sektor saja, tetapi melibatkan semua sektor," kata dia.
Baca juga: BKKBN: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting
Baca juga: BKKBN: Audit bantu daerah percepat turunkan kasus stunting