PHR menargetkan pembangunan instalasi listrik ramah lingkungan itu tidak hanya mengurangi emisi karbon sebanyak 23 ribu ton per tahun, tetapi juga mengurangi pemakaian bahan bakar gas sebesar jutaan metrik standar kaki kubik (MMSCF) per tahun.
"PLTS tahap pertama sebesar 25 megawatt peak (MWp) dan tahap kedua direncanakan 200 MWp," kata Rudi.
Lebih lanjut Rudi mengatakan PLTS adalah bentuk pemanfaatan salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Indonesia sebagai negara yang terletak di kawasan khatulistiwa memiliki potensi energi surya yang melimpah. Dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun, LAPAN mencatat radiasi harian rata-rata energi surya adalah 4,8 KWh per meter persegi.
Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, energi surya menjadi salah satu alternatif energi terbaik dan bisa menjadi sumber energi utama di masa depan.
"PLTS Blok Rokan untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan mendukung target pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan target bauran energi dari energi baru terbarukan," kata Rudi. "Proyek itu juga mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah terkait TKDN," katanya.
Baca juga: PHR produksi 172 ribu BOPD setelah dua tahun alih kelola Blok Rokan
Baca juga: IEW apresiasi produksi minyak PHR hingga 172 ribu barel per hari
Baca juga: PHR alokasikan Rp24 miliar dukung program konservasi gajah