Cegah kejahatan siber, masyarakat agar hati-hati unggah foto di medsos
8 September 2023 23:07 WIB
Direktur Eksekutif ICT Watch Indriyatno Banyumurti (kanan) dan Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KemenPPPA Eni Widiyanti dalam media talk bertajuk "Cegah Perempuan Terjerat Love Scamming", di Jakarta, Jumat (8/9/2023). ANTARA/Anita Permata Dewi
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif ICT Watch Indriyatno Banyumurti membagikan tips keamanan dasar dalam menggunakan internet untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan siber love scamming, yakni dengan berhati-hati sebelum mengunggah foto maupun video di media sosial.
"Begitu kita posting online, kita tidak bisa mengambilnya kembali," kata Indriyatno Banyumurti dalam media talk bertajuk "Cegah Perempuan Terjerat Love Scamming", di Jakarta, Jumat.
Hal ini penting karena meski ada fitur hapus unggahan, ada kemungkinan orang lain melakukan screen capture/merekam/screenshoot ketika melihat unggahan yang kita lakukan.
Kemudian masyarakat diminta jangan mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal di media sosial dan diminta memperhatikan detil akun pelaku.
"Reverse image adalah kita mengambil foto profil dari pelaku, lalu kita masukkan ke Google Image. Maka Google Image akan mencari foto yang sama. Mungkin kita bisa menemukan profil asli yang digunakan oleh penipu. Kemudian lihat postingan-nya, periksa follower akun-nya," katanya.
Baca juga: Korban love scamming harus segera hentikan komunikasi dengan pelaku
Baca juga: ICT Watch: Pelaku "love scamming" pakai foto menarik di medsos
Indriyatno Banyumurti juga menekankan pentingnya meningkatkan keamanan digital dengan menggunakan password yang kuat, mengaktifkan otentifikasi dua faktor, dan memeriksa kebocoran email.
"Ini penting karena (love scamming) ujung-ujungnya (mengarah pada tukar password, pengambilalihan akun sebagai alat mengancam si korban)," katanya.
Love scam adalah penipuan berkedok asmara, di mana pelakunya memakai trik kepercayaan yang melibatkan perasaan dengan pura-pura bersikap romantis, mencintai korban, dan berupaya mendapatkan kasih sayang korban. Setelah korban teperdaya, kemudian pelaku melakukan penipuan.
ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang telah menginisiasi sejumlah inisiatif dan gerakan literasi digital di Indonesia.
Dalam menjalankan program edukasi dan advokasi literasi digital, ICT Watch berkolaborasi dengan multistakeholder (pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, akademis dan komunitas teknis).
Baca juga: Pemerintah ingatkan masyarakat waspada "love scamming" di dunia maya
Baca juga: Polisi kembali tangkap 42 WN China jaringan "love scamming" di Batam
Baca juga: Polda Kepri imbau sisa komplotan "love scamming" menyerahkan diri
"Begitu kita posting online, kita tidak bisa mengambilnya kembali," kata Indriyatno Banyumurti dalam media talk bertajuk "Cegah Perempuan Terjerat Love Scamming", di Jakarta, Jumat.
Hal ini penting karena meski ada fitur hapus unggahan, ada kemungkinan orang lain melakukan screen capture/merekam/screenshoot ketika melihat unggahan yang kita lakukan.
Kemudian masyarakat diminta jangan mudah percaya dengan orang yang tidak dikenal di media sosial dan diminta memperhatikan detil akun pelaku.
"Reverse image adalah kita mengambil foto profil dari pelaku, lalu kita masukkan ke Google Image. Maka Google Image akan mencari foto yang sama. Mungkin kita bisa menemukan profil asli yang digunakan oleh penipu. Kemudian lihat postingan-nya, periksa follower akun-nya," katanya.
Baca juga: Korban love scamming harus segera hentikan komunikasi dengan pelaku
Baca juga: ICT Watch: Pelaku "love scamming" pakai foto menarik di medsos
Indriyatno Banyumurti juga menekankan pentingnya meningkatkan keamanan digital dengan menggunakan password yang kuat, mengaktifkan otentifikasi dua faktor, dan memeriksa kebocoran email.
"Ini penting karena (love scamming) ujung-ujungnya (mengarah pada tukar password, pengambilalihan akun sebagai alat mengancam si korban)," katanya.
Love scam adalah penipuan berkedok asmara, di mana pelakunya memakai trik kepercayaan yang melibatkan perasaan dengan pura-pura bersikap romantis, mencintai korban, dan berupaya mendapatkan kasih sayang korban. Setelah korban teperdaya, kemudian pelaku melakukan penipuan.
ICT Watch adalah organisasi masyarakat sipil yang telah menginisiasi sejumlah inisiatif dan gerakan literasi digital di Indonesia.
Dalam menjalankan program edukasi dan advokasi literasi digital, ICT Watch berkolaborasi dengan multistakeholder (pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, akademis dan komunitas teknis).
Baca juga: Pemerintah ingatkan masyarakat waspada "love scamming" di dunia maya
Baca juga: Polisi kembali tangkap 42 WN China jaringan "love scamming" di Batam
Baca juga: Polda Kepri imbau sisa komplotan "love scamming" menyerahkan diri
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: