Tanjung Selor (ANTARA) - Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara pada akhir 2023 diperkirakan tumbuh tinggi melanjutkan pencapaian 2022, terutama didorong oleh prakiraan kinerja positif pada mayoritas sektor utama.

“Pertumbuhan perekonomian Kalimantan Utara juga diperkirakan sejalan dengan pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wahyu Indra Sukma di Tarakan, Jumat. Perekonomian Kalimantan Utara triwulan satu 2023 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp37,64 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp16,82 triliun. Ekonomi Kalimantan Utara triwulan satu 2023 terhadap triwulan satu 2022 mengalami pertumbuhan 5,23 persen (y-on-y).

Selanjutnya, pada triwulan dua 2023, perekonomian Kalimantan Utara yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp36,73 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp17,23 triliun. Ekonomi Kalimantan Utara triwulan dua 2023 terhadap triwulan dua 2022 mengalami pertumbuhan 5,01 persen (y-on-y).

Sektor pertanian dan perikanan diperkirakan kembali tumbuh positif seiring dengan prakiraan kondisi cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada keseluruhan 2023 yang lebih kondusif dibandingkan dengan 2022.

Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas komoditas pertanian dan perkebunan di tengah potensi peningkatan demand pada komoditas pertanian utama Kalimantan Utara seperti kelapa sawit dan rumput laut dan produk perikanan seperti ikan, udang dan kepiting.

Sejalan dengan itu, lapangan usaha Industri Pengolahan juga diperkirakan akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi di 2023. Permintaan produk crude palm oil (CPO) diperkirakan akan mengalami pemulihan pasca sempat terjadi pelarangan ekspor di triwulan satu dan dua 2022.

Penjualan ekspor CPO telah kembali berjalan sejak Maret 2023 setelah sepanjang tahun 2022 tidak dilakukan penjualan ekspor. Selain itu, program peningkatan penggunaan biodiesel B35 secara nasional sebagai bahan campuran bahan bakar juga diproyeksikan akan turut mendorong kenaikan permintaan pasar domestik terhadap CPO.

Selain itu, permintaan komoditas minyak goreng dari India dan Tiongkok diperkirakan mendorong peningkatan produksi yang diperkirakan tumbuh sebesar 3-5 persen (yoy). Hal ini turut didukung oleh 57 perusahaan besar swasta (PBS) perkebunan kelapa sawit dan 20 pabrik kelapa sawit di Kalimantan Utara.

Produk lainnya seperti produk perikanan olahan juga diperkirakan tumbuh positif seiring dengan kembali pulihnya permintaan dari sejumlah negara mitra dagang utama Kalimantan Utara, seperti Jepang dan China yang telah menghentikan kebijakan zero covid policy.

Pencabutan status pandemi oleh Pemerintah Pusat sejak triwulan dua 2023 juga diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan.

Hal ini seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat dan diperkirakan kembali ke level sebelum pandemi serta pelaksanaan sejumlah agenda besar yang dapat kembali diadakan secara langsung pada 2023, khususnya pada triwulan tiga dan empat 2023 seperti Festival Iraw Tengkayu, Birau, dan Harvesting Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia (GBWI) Kalimantan Utara 2023.
Baca juga: Kaltara komitmen laksanakan pembangunan ekonomi hijau
Baca juga: Wapres: Ekonomi dan keuangan syariah jadi potensi baru Kaltara


Lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan akan mendorong pertumbuhan di 2023 terutama didukung oleh pembangunan sejumlah proyek strategis di Kalimantan Utara seperti Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI), Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terpadu (Labang, Long Nawang, Long Midang) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan dan Mentarang Induk, serta pembangunan proyek strategis Pemerintah Daerah seperti pembangunan gedung kantor pemerintahan, DPRD dan pembangunan jalan perbatasan.

Adapun pembangunan areal KIHI pada tahun 2023 diperkirakan akan terakseleratif khususnya pada kawasan industri aluminium smelter dan kawasan industri petrochemical seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur dasar seperti pelabuhan jetty, gedung operasional pengelola, water treatment plant, dan terminal khusus.

Prakiraan kinerja lapangan usaha konstruksi tersebut juga sejalan dengan kenaikan target realisasi investasi Kalimantan Utara pada 2023 yang ditetapkan oleh BKPM, sebesar Rp29,5 triliun, 310 persen lebih tinggi daripada target pada 2022 sebesar Rp9,5 triliun.

Lapangan pertambangan diperkirakan tetap tumbuh positif meskipun lebih lambat dari capaian 2022. Hal ini seiring dengan prakiraan normalisasi demand komoditas bahan baku energi global di tengah ketegangan geopolitik di kawasan Eropa yang diperkirakan mulai mereda.

Selain itu, prakiraan perlambatan kinerja lapangan usaha pertambangan juga sejalan dengan siklus commodity boom yang sudah melewati fase puncaknya pada 2022.

Kemudian, permintaan batubara domestik terutama untuk industri smelter nikel dalam negeri. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara pada 2023 diperkirakan akan ditopang oleh menguatnya Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah, serta investasi (PMTB) untuk mengakselerasi pembangunan proyek strategis.

“Konsumsi Rumah Tangga diperkirakan tumbuh positif seiring dicabutnya status pandemi pada triwulan dua 2023 yang berdampak pada kenaikan mobilitas masyarakat sehingga akan meningkatkan demand, terutama pada triwulan dua dan empat 2023,” kata Wahyu Indra Sukma.

Konsumsi Pemerintah juga diperkirakan akan memberikan andil positif bagi perekonomian 2023 terutama karena berlanjutnya pembangunan sejumlah gedung Pemerintah seperti gedung DPRD dan pembangunan infrastruktur pendukung di sekitar kawasan proyek strategis nasional.

Berbagai kegiatan pada 2023 juga diperkirakan sudah dapat dilakukan secara luar jaringan (luring), sehingga akan berdampak pada peningkatan konsumsi.

Adapun beberapa ajang besar di Kalimantan Utara seperti Iraw Tengkayu, Musik Alam Fest, dan Gelar Budaya Adat Dumud yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 juga mendorong kinerja positif konsumsi rumah tangga maupun Pemerintah.

Kenaikan target baik pendapatan maupun belanja daerah Pemerintah Daerah se-Provinsi Kalimantan Utara hampir di atas 30 persen diperkirakan turut mengakselerasi konsumsi Pemerintah.

Momen Pemilihan Umum 2024 yang didahului dengan masa kampanye pada 2023 ini juga turut mendorong konsumsi rumah tangga dan Pemerintah. Investasi pada 2023 juga diperkirakan akan kembali tumbuh signifikan sejalan dengan peningkatan target realisasi investasi pada 2023 menjadi sebesar Rp27 triliun, setelah realisasi pada 2022 yang melebihi target sebesar Rp9,5 triliun.

Peningkatan target realisasi tersebut sejalan dengan berlanjutnya pembangunan sejumlah proyek strategis di Kalimantan Utara. KIHI di Tanah Kuning Mangkupadi nantinya akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia yang terdiri atas kawasan industri petrokimia, industri smelter aluminium, dan baterai electric vehicle.

Pembangunan PLTA juga diperkirakan akan diakselerasi, sejalan dengan rencana groundbreaking PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau oleh Presiden Republik Indonesia pada Maret 2023, serta infrastruktur dasar seperti jalan penghubung antar daerah, khususnya di daerah perbatasan.

Di sisi lain, terdapat sejumlah faktor risiko yang dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara yang lebih akseleratif. Kinerja perekonomian sejumlah negara tujuan ekspor Kalimantan Utara seperti Tiongkok dan India yang diperkirakan belum terlalu akseleratif dapat berdampak pada melambatnya permintaan ekspor sejumlah komoditas unggulan seperti batubara dan produk perikanan.

Perekonomian Tiongkok pada 2023 diperkirakan tumbuh melambat sejalan dengan masih lemahnya keyakinan pelaku ekonomi dan utang rumah tangga yang tinggi. Kondisi tersebut dapat berdampak pada melambatnya kinerja industri khususnya manufaktur sehingga berdampak pada turunnya demand ekspor.

“Selain itu, masih berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina juga dapat berdampak pada terganggunya rantai pasok global serta tingginya harga komoditas energi,” demikian Wahyu Indra Sukma.
Baca juga: BPS: Inflasi Februari Kaltara di bawah angka nasional
Baca juga: Pengusaha muda Kaltara dianggap garda terdepan pelaksana ekonomi hijau