Erick Thohir tutup anak-cucu BUMN untuk dorong pertumbuhan UMKM daerah
7 September 2023 20:57 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir saat ditemui di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis (7/9/2023). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)
Tangerang Selatan (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan penutupan 173 anak-cucu perusahaan BUMN dilakukan guna mendorong pertumbuhan bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dijalankan oleh pengusaha di daerah.
"Saya sudah sering menutup (anak-cucu BUMN), yang saya ingat 173 perusahaan anak-cucu, karena jangan sampai jeruk makan jeruk lakukan ini yang suplainya BUMN juga. Ini yang kita terus mau dorong supaya ada pengusaha-pengusaha daerah juga bisa tumbuh," ujar Erick di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis.
Erick menilai perusahaan anak-cucu BUMN yang sering mengandalkan proyek-proyek dari perusahaan induknya membuat perputaran keuntungan hanya dirasakan di lingkup BUMN sehingga berdampak kepada perkembangan bisnis UMKM daerah.
"Dia (anak-cucu BUMN) ingin menjadi menara gading (berada di kedudukan tinggi). Bikin jalan tol yang suplai aspalnya BUMN, yang suplai pasirnya BUMN jadi nggak sehat akhirnya membunuh pengusaha daerah," terang Erick.
Oleh karena itu, sambung Erick, Kementerian BUMN membentuk program PaDi (Pasar Digital) UMKM sebagai wadah untuk mendorong kolaborasi antara BUMN dengan UMKM.
Lewat program tersebut, BUMN yang hendak melakukan pengadaan barang atau jasa di bawah Rp300 juta dapat membelinya melalui UMKM.
"Kita sudah melahirkan yang namanya PaDi UMKM sejak lama di mana pengadaan BUMN di bawah Rp300 juta itu harus UMKM tidak lagi antara BUMN," kata Erick.
Dia menuturkan pihaknya senantiasa melindungi keberadaan UMKM karena jumlah pelaku bisnis yang banyak sekaligus berperan menjadi penyedia lapangan pekerjaan baru.
"Memang peran UMKM sangat penting kita bisa lihat ketika terjadi banyak krisis, UMKM yang harus benar-benar kita lindungi karena UMKM itu jumlahnya sangat besar apalagi kalau kita bicara pembukaan lapangan kerjaan," ujar Erick.
Dengan mengadakan kolaborasi bersama UMKM, kata Erick, diharapkan dapat menekan kesenjangan ekonomi antara pelaku bisnis UMKM dengan perusahaan besar.
"Kita harapkan bahwa kesenjangan bisa ditekan. Dari tidak ada menjadi ada, lalu ada tumbuh menjadi menengah, menengah menjadi besar, jangan yang besar-besar terus tumbuh dari yang bawah juga harus (tumbuh)," ucapnya.
Baca juga: Wapres: Anak-cucu perusahaan BUMN jangan ambil peran usaha kecil
Baca juga: Hipmi: Anak cucu yang menggurita bikin daya saing BUMN melemah
Baca juga: Pasca-evaluasi anak cucu usaha, BUMN diharapkan bisa "go global"
Baca juga: Erick akan terbitkan peraturan wajibkan pelaporan LHKPN anak cucu BUMN
"Saya sudah sering menutup (anak-cucu BUMN), yang saya ingat 173 perusahaan anak-cucu, karena jangan sampai jeruk makan jeruk lakukan ini yang suplainya BUMN juga. Ini yang kita terus mau dorong supaya ada pengusaha-pengusaha daerah juga bisa tumbuh," ujar Erick di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Banten pada Kamis.
Erick menilai perusahaan anak-cucu BUMN yang sering mengandalkan proyek-proyek dari perusahaan induknya membuat perputaran keuntungan hanya dirasakan di lingkup BUMN sehingga berdampak kepada perkembangan bisnis UMKM daerah.
"Dia (anak-cucu BUMN) ingin menjadi menara gading (berada di kedudukan tinggi). Bikin jalan tol yang suplai aspalnya BUMN, yang suplai pasirnya BUMN jadi nggak sehat akhirnya membunuh pengusaha daerah," terang Erick.
Oleh karena itu, sambung Erick, Kementerian BUMN membentuk program PaDi (Pasar Digital) UMKM sebagai wadah untuk mendorong kolaborasi antara BUMN dengan UMKM.
Lewat program tersebut, BUMN yang hendak melakukan pengadaan barang atau jasa di bawah Rp300 juta dapat membelinya melalui UMKM.
"Kita sudah melahirkan yang namanya PaDi UMKM sejak lama di mana pengadaan BUMN di bawah Rp300 juta itu harus UMKM tidak lagi antara BUMN," kata Erick.
Dia menuturkan pihaknya senantiasa melindungi keberadaan UMKM karena jumlah pelaku bisnis yang banyak sekaligus berperan menjadi penyedia lapangan pekerjaan baru.
"Memang peran UMKM sangat penting kita bisa lihat ketika terjadi banyak krisis, UMKM yang harus benar-benar kita lindungi karena UMKM itu jumlahnya sangat besar apalagi kalau kita bicara pembukaan lapangan kerjaan," ujar Erick.
Dengan mengadakan kolaborasi bersama UMKM, kata Erick, diharapkan dapat menekan kesenjangan ekonomi antara pelaku bisnis UMKM dengan perusahaan besar.
"Kita harapkan bahwa kesenjangan bisa ditekan. Dari tidak ada menjadi ada, lalu ada tumbuh menjadi menengah, menengah menjadi besar, jangan yang besar-besar terus tumbuh dari yang bawah juga harus (tumbuh)," ucapnya.
Baca juga: Wapres: Anak-cucu perusahaan BUMN jangan ambil peran usaha kecil
Baca juga: Hipmi: Anak cucu yang menggurita bikin daya saing BUMN melemah
Baca juga: Pasca-evaluasi anak cucu usaha, BUMN diharapkan bisa "go global"
Baca juga: Erick akan terbitkan peraturan wajibkan pelaporan LHKPN anak cucu BUMN
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: