Munich (ANTARA) - Produsen mobil Jerman BMW menolak pemisahan diri dari China, ujar Ketua Dewan Manajemen BMW AG, Oliver Zipse, kepada Xinhua dalam sesi wawancara baru-baru ini.

"Memisahkan diri dari China adalah hal yang mustahil," kata Zipse. "China sangat penting dalam hal bahan baku, kompetensi manufaktur, ukuran, dan keekonomian skala."

Pada paruh pertama tahun ini, BMW Group mendistribusikan lebih dari 390.000 unit kendaraan merek BMW dan MINI ke pasar China, meningkat 3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan di antara kendaraan-kendaraan tersebut, penjualan model-model listrik murni BMW meningkat 283 persen (yoy), menurut BMW Group.

"China adalah pasar terbesar BMW, dan kami sangat terhubung dan terlibat dengan pasar China," kata Zipse.
Foto udara yang diambil pada 23 Juni 2022 ini menunjukkan Pabrik Lydia dari BMW Brilliance Automotive Ltd. (BBA) di Distrik Tiexi, Shenyang, Provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut. (Xinhua/Yang Qing)
Menurut pejabat senior BMW itu, independensi adalah hal mustahil bagi industri otomotif, dan diskusi seharusnya berfokus pada cara-cara untuk bekerja sama.

Ada banyak jenis kerja sama, dan "kerja sama selalu merupakan hal yang sangat positif," ujarnya. Dia meyakini bahwa manfaat hanya dapat dicapai bersama dan secara dua arah, baik bagi BMW maupun mitra-mitranya di China.

Zipse menyebutkan perusahaan patungan Spotlight merupakan contoh kerja sama yang sukses antara BMW Group dan produsen mobil China Great Wall Motors. Mobil-mobil buatan Spotlight di Zhangjiagang, Provinsi Jiangsu, China timur, akan diekspor.

Mengacu pada produsen-produsen mobil China yang bermunculan, Zipse mengatakan bahwa persaingan dan perdagangan bebas harus diterima dengan tangan terbuka.
Mobil listrik BMW i3 terlihat di Pabrik Lydia milik BMW Brilliance Automotive (BBA) di Distrik Tiexi, Shenyang, Provinsi Liaoning, China timur laut, pada 23 Juni 2022. (Xinhua/Yang Qing)