Los Angeles (ANTARA) - Konsentrasi gas rumah kaca, ketinggian laut global, dan kandungan panas laut mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022, demikian tinjauan iklim global tahunan yang dipublikasikan secara daring pada Rabu (6/9).

Laporan Kondisi Iklim (State of the Climate), penilaian tahunan ke-33 yang disusun oleh Pusat Informasi Lingkungan Nasional di bawah Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS) itu didasarkan pada kontribusi dari 570 lebih ilmuwan di 60 lebih negara.

Laporan tersebut memberikan informasi terbaru paling komprehensif mengenai indikator-indikator iklim Bumi, peristiwa cuaca penting, dan data lainnya yang dikumpulkan oleh instrumen dan stasiun pemantauan lingkungan yang berlokasi di darat, air, es, dan luar angkasa.

Menurut laporan itu, konsentrasi gas rumah kaca di Bumi mencatatkan rekor tertinggi pada 2022. Tren pemanasan terus berlanjut di seluruh dunia.
Sejumlah anak bermain air pancuran di Crown Fountain di pusat kota Chicago, Amerika Serikat, pada 23 Agustus 2023. (Xinhua/ Vincent D. Johnson)

Berbagai analisis ilmiah menunjukkan bahwa suhu permukaan global tahunan berada di angka 0,25 hingga 0,30 derajat Celsius di atas rata-rata pada 1991-2020.

Kondisi La Nina di Samudra Pasifik ekuatorial yang dimulai pada pertengahan 2020, dengan jeda singkat pada 2021, berlanjut hingga sepanjang 2022, menurut laporan tersebut.

Gelombang panas memecahkan rekor suhu di seluruh planet ini, lanjut laporan itu. Pada Juli, gelombang panas selama 14 hari melanda Eropa barat.

Suhu tinggi pada musim panas yang memecahkan rekor di Asia tengah dan timur, khususnya di cekungan Sungai Yangtze, memicu kekeringan parah yang berdampak terhadap lebih dari 38 juta orang dan menyebabkan kerugian ekonomi langsung sebesar 4,75 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.307), menurut laporan tersebut.