Jakarta, 26/4 (Antara) - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) mendatangkan pelatih angkat besi dari China, Huang Qianghui, yang diharapkan mampu mendongkrak prestasi cabang olahraga angkat besi yang menjadi andalan Indonesia pada SEA Games Myanmar 2013 maupun Olimpiade Brazil 2016.

Huang Qianghui yang membawa serta asistennya, Liu Linqin, akan mendampingi dan melatih tim nasional angkat besi Indonesia. Liu juga mantan atlet angkat besi China yang dipercaya Huang untuk menerapkan sport science karena bermodal pendidikan hingga universitas.

"Dia penunjang untuk peningkatan prestasi. Misalnya, di kelas 85kg, kita belum pernah dapat medali emas SEA Games. Jadi kita coba perluas peluang," kata Kepala Seksi Cabang Terukur Satlak Prima Hadi Wihardja ditemui di kantor Satlak Prima, di Jakarta, Jumat.

Menurut Hadi, Huang bisa lebih jeli melihat talenta karena sudah sangat berpengalaman. Pelatih berusia 83 tahun itu merupakan juara dunia tahun 1958-1959 yang memulai karier sejak tahun 1955. Ia juga berhasil mencetak 10 atlet angkat besi China peraih rekor dunia dan memperoleh medali emas.

Sebenarnya, Huang pernah melatih tim Indonesia pada tahun 1988 hingga 1995, membawa timnas ke SEA Games. Ia lalu kembali lagi ke China untuk menjadi konsultan dan bertugas ke beberapa provinsi mencari bibit-bibit potensial.

Meskipun telah kembali ke Beijing, China, hubungan Huang dengan pelatih maupun atlet Indonesia masih terjaga. Pelatih Indonesia kerap berkonsultasi dengan Huang.

Bahkan, Huang ikut melatih timnas Indonesia yang melakukan try out selama sebulan sebelum ke Olimpiade London 2012 hingga akhirnya Indonesia berhasil meraih medali perak dari Triyatno kelas 69kg dan medali perunggu kelas 62kg dari Eko Yuli.

Kini, setelah 18 tahun, Huang kembali ke Indonesia untuk melatih. "Karena saya lahir di sini," kata Huang saat ditanya motivasinya kembali ke Indonesia.

Huang yang ditemui di kantor PB PABBSI, memang lahir dan besar selama 22 tahun di Indonesia. Dengan bahasa Indonesia yang masih fasih ia menilai Indonesia memiliki bibit potensial.

"Lifter Indonesia bagus-bagus, tenaganya kuat. Dengan bibit yang bagus dan pelatih yang menunjang, adalah modal untuk mencetak juara," ujar Huang yang akan menerapkan pelatihan dengan pendekatan secara individual. (M047/I007)