Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan tidak mungkin ada importir yang menimbun daging sapi untuk memainkan harga karena komoditas tersebut tidak bisa disimpan dalam waktu lama.

"Daging itu apabila disimpan terlalu lama akan rusak, jadi saya rasa tidak mungkin apabila ada pelaku usaha yang melakukan penyimpanan untuk memainkan harga pasar," kata Bayu di gedung Kementerian Perdagangan di Jakarta, Jumat.

Bayu menjelaskan, selain mudah rusak, daging sapi juga memerlukan fasilitas pendingin, dan apabila pelaku usaha dengan sengaja menyimpan untuk waktu yang lama maka akan membutuhkan biaya yang lebih besar.

"Biaya untuk menyewa pendingin juga besar, dan menurut saya, itu bukan langkah yang baik apabila ada pelaku yang melakukan hal tersebut," kata Bayu.

Bayu menjelaskan, sistem pengawasan juga telah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan dalam upayanya untuk menjaga pasokan daging sapi dan menurunkan harga.

"Pengawasannya mulai dari impor, masuk ke pelabuhan, akan terus kita awasi dan kita juga melihat pergerakan harga dan lain-lain," kata Bayu.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata daging sapi nasional selama Januari-Februari 2013 naik sebesar 1,57 persen.

Beberapa waktu lalu, pemerintah berencana untuk menambah kuota impor daging sapi untuk menekan harga daging sapi yang terus melambung.

"Untuk menurunkan harga, jalan pintas yang terbaik adalah dengan menambah pasokan," kata Menteri Pertanian Suswono, seusai melakukan rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/4).

Suswono mengatakan, langkah tersebut diambil karena produksi dalam negeri tidak mencukupi oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan maka akan dilakukan impor namun harus mengedepankan prinsip perlindungan kepada peternak.

"Jika masih kekurangan memang harus impor, seberapa banyak kekurangannya itu bisa dilihat dari harga daging sapi di pasar yang terus naik," ujar Suswono.