Pariaman (ANTARA) - Ribuan jamaah Syatariah yang berasal dari Sumatera Barat dan sejumlah daerah mengikuti tradisi Basapa atau basafar di Kawasan Makam Syekh Burhanuddin, Kecamatan Ulakan Takapih, Kabupaten Padang Pariaman.

"Basapa dilaksanakan setiap Rabu pada 10 Safar untuk ziarah (kubur) tokoh agama Islam Syekh Burhanuddin. Yang hadir bisa mencapai puluhan ribu," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman Anwar di Parik Malintang, Rabu.

Ia mengatakan tradisi budaya yang dilaksanakan setiap tahun tersebut terbagi dalam dua kegiatan yaitu Sapa Gadang atau Safa Besar dan Sapa Ketek atau Sapa Kecil.

Pada tahun ini Sapa Gadang dilaksanakan pada Rabu (30/8) sedangkan Sapa Kecil dilaksanakan pada hari ini. Semenjak Sapa Gadang sampai Sapa Ketek kawasan makam Syekh Burhanuddin dikunjungi oleh puluhan ribu jamaah Syatariah.

Ia menyampaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman mendukung tradisi dan budaya yang berkembang di tengah masyarakat di daerah itu salah satunya yaitu Basapa.

"Kami sangat mendukung tradisi-tradisi yang berkembang di tengah masyarakat di Padang Pariaman," katanya.

Baca juga: Ratusan warga Natuna ikuti tradisi mandi Safar di laut
Baca juga: Ribuan warga Maluku ikut tradisi mandi safar di Desa Hitulama Malteng


Ia menyebutkan dukungan yang diberikan untuk pelaksanaan Basapa tidak saja mendaftarkan tradisi tersebut sebagai warisan budaya tak benda namun juga memperbaiki sarana dan prasarana ibadah serta infrastruktur di kawasan Makam Syekh Burhanuddin.

Selain itu, lanjutnya pihaknya juga mengerahkan petugas keamanan dan kesehatan serta petugas Dinas Perhubungan agar kegiatan tahunan itu dapat berjalan aman dan lancar.

Anwar mengatakan Pemkab Padang Pariaman terus berupaya melestarikan cagar budaya yang ada di daerah itu untuk diwariskan kepada generasi penerus.

"Seni budaya sangat berdampak positif terhadap sosial budaya dan ekonomi masyarakat sehingga harus dipertahankan," ujarnya.

Apalagi, katanya perkembangan teknologi saat ini dapat berpengaruh buruk pada generasi muda sehingga budaya-budaya lokal dapat tertinggal.

Baca juga: Ribuan warga Leihitu Maluku gelar tradisi Mandi Safar
Baca juga: Tradisi 'Mandui Safar' tetap meriah kekhawatiran serangan buaya


Diketahui jamaah tersebut tidak saja hanya sekadar datang beberapa jam namun juga ada yang sampai bermalam dengan tidur di mushalla dan masjid yang ada di daerah tersebut.

Sebelumnya, Jamaah tarikat Syatariah yang berasal dari berbagai daerah menziarahi makam Syeh Burhanuddin di Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat pada tradisi basapa yang dilaksanakan jamaah tersebut.

"Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun," kata Qadi Nagari Ulakan, Ali Imran saat pelaksanaan Sapa Gadang atau besar di Ulakan Tapakis.

Tradisi tersebut dilaksanakan pada Rabu di atas 10 Safar yang merupakan tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin pada 1111 hijriah.

Jamaah tersebut akan berzikir, membacakan tahlil dan tahmid serta mendoakan Syekh Burhanuddin.

Baca juga: Makam Syekh Burhanuddin Sumbar disiapkan jadi lokasi wisata religi
Baca juga: Pawang buaya dilibatkan amankan tradisi Mandi Safar di Sampit
Baca juga: Masyarakat Lombok Gelar Tradisi "Rebo Bontong"