Adapun ruang lingkup kesepakatan bersama ini meliputi pengendalian pencemaran air limbah, sampah domestik, perbaikan kawasan di sempadan sungai, penyediaan sarana dan prasarana pendukung, serta memberikan edukasi lingkungan kepada masyarakat. "Dalam setiap program pengelolaan lingkungan, Petrokimia Gresik senantiasa melibatkan masyarakat, sehingga keberlanjutan dari program-program pengelolaan lingkungan terjaga. Begitu juga dalam kesepakatan ini, nantinya kami akan berkolaborasi dengan masyarakat setempat agar pelaksanaan kegiatan serta keberlangsungan program dapat berkelanjutan," katanya. Sebelumnya, Petrokimia Gresik telah aktif melakukan pengendalian dan pengelolaan lingkungan. Salah satunya dalam pengelolaan lingkungan pada Kali Lamong, yang merupakan anak sungai dari Bengawan Solo, di Desa Sukorejo, Kabupaten Gresik. Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Kali Lamong dikemas dalam pengembangan wisata konservasi Mangrove Kali Lamong (Kalam Mangrove). Petrokimia Gresik bersama masyarakat Desa Sukorejo berkolaborasi dan berhasil mengubah kawasan sempadan sungai Kali Lamong dari semula hanya sebagai tempat pembuangan sampah menjadi ekowisata mangrove yang nyaman untuk dikunjungi serta dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Satriyo mengatakan kepedulian kepada lingkungan tidak hanya penting bagi keberlanjutan Petrokimia Gresik, tetapi juga untuk keberlanjutan bangsa dan negara.
"Kami menyadari jika kepedulian lingkungan tidak hanya sudah menjadi instrumen penting bagi Petrokimia Gresik untuk keberlanjutan perusahaan, tetapi juga untuk keberlanjutan bangsa dan negara," ucap Satriyo.
Baca juga: Petrokimia Gresik perkuat komitmen penyaluran pupuk subsidi
Baca juga: Petrokimia Gresik salurkan bahan pokok senilai Rp1,4 miliar
Baca juga: Petrokimia Gresik bukukan kinerja positif masuki HUT ke-51