"Pertama, skrining anemia remaja putri capaiannya masih 24,6 persen, belum mencapai target 2023 pada 70 persen. Ini harus didorong," katanya dalam acara Publikasi Data Intervensi Spesifik & Sensitif Bidang Kesehatan untuk Percepatan Penurunan Stunting Triwulan II Tahun 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Kedua, kata Maria, konsumsi tablet penambah darah bagi remaja putri pada angka 37,5 persen dengan target 2023 pada 50 persen.
Ketiga, sambungnya, ibu hamil yang menjalani pemeriksaan kehamilan (ante-natal care/ANC) sebanyak minimal enam kali naik menjadi 68 persen, serta keempat, konsumsi tablet penambah darah pada ibu hamil menjadi 77,9 persen dengan target 2023 pada dengan target 2023 masing-masing pada 80 persen.
Baca juga: Menkes gagas Gerakan Anak Sehat atasi stunting
Baca juga: Wamenkes ingin 5 juta anak stunting dikawal sesuai siklus hidupnya
Baca juga: Ahli: Seruan kemenkes cegah stunting lewat protein hewani sudah tepat
Pada kategori kedua, kata Maria, yakni intervensi untuk balita diawali dengan program keenam, yaitu balita yang terpantau pertumbuhannya dengan 77,6 persen dengan target 2023 pada 85 persen.
Kemudian, sambungnya, sebanyak 67,2 persen bayi usia nol hingga enam bulan telah mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dengan target 2023 pada 75 persen.
"Juga terdapat program baru yakni memastikan anak usia 6-23 bulan untuk mendapatkan Makanan Pendamping (MP) ASI," ungkapnya.
Kesembilan, ucap Maria, terdapat 65,5 persen balita dengan gizi kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi dengan target 2023 pada 85 persen, serta kesepuluh imunisasi dasar lengkap pada balita yang mencapai angka 74,8 persen dengan target 2023 pada 90 persen.
Sedangkan kategori ketiga, ungkap dia, terdapat satu program yaitu memastikan desa terbebas dari buang air besar di sembarang tempat yang mencapai angka 59,7 persen dengan target 2023 pada 70 persen.
Kesebelas program tersebut, kata Maria, merupakan upaya pemerintah dalam mengentaskan stunting dari hulu, sehingga tidak terjadi lonjakan tambahan stunting di kelompok usia balita.
Baca juga: Kemenkes: Kasus obesitas anak naik bukan karena fokus pada stunting
Baca juga: Menkes sebut Stunting-pedia bantu ambil langkah entaskan stunting