Brunei (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan visi Indonesia agar Komunitas ASEAN pasca-2015 dapat mengurangi setengah jumlah penduduk miskin Asia Tenggara pada 2030.

"Presiden menyampaikan dua hal yang sederhana tapi sangat inspirasional...pertama bagaimana bisa mencapai GDP ASEAN berlipatganda pada 2030 ...kedua, adalah mngurangi setengah tingkat kemiskinan di wilayah ASEAN," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Brunei, Kamis, seusai mendampingi Presiden Yudhoyono menghadiri Pertemuan Puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Menurut Menlu, Presiden berharap dengan menjadi satu kesatuan maka kerjasama antar negara-negara Asia Tenggara makin efektif sehingga dua hal tadi bukan mustahil.

Presiden Yudhoyono, tambah Menlu, juga berpesan jika pencapaian Komunitas ASEAN tidak akan berhenti pada tahun 2015 karena pencapaian itu adalah proses yang terus berlanjut.

"Pasca-2015 pun akan ada penajaman, peningkatan, pendalaman dan juga perluasan dair pencapaian Komunitas ASEAN," katanya.

Menlu menjelaskan jika Pemerintah Indonesia juga menegaskan perlunya peningkatan kerjasama ASEAN di masa-masa mendatang dalam peranannya di tingkat global.

Presiden pada kesempatan itu, kata Menlu, juga menggarisbawahi tiga pilar ASEAN yaitu pilar keamanan dan politik, ekonomi serta sosial dan budaya.

Sekalipun ketiga pilar tersebut sama pentingnya, menurut Menlu, Presiden Yudhoyono menekankan upaya-upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk menyambut Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.

"Rencana beliau untuk membentuk panitia nasional yang melibatkan pemerintah, kalangan pengusaha dan kalangan konstituen lainnya mempersiapkan Indonesia," katanya.

Kunjungan kerja Presiden di Brunei itu merupakan rangkaian kunjungan kerja Presiden ke tiga negara Asia Tenggara, yaitu Singapura, Myanmar, dan Brunei, 22--26 April.(*)