Pemkot Jaksel siagakan 40 unit layanan pemeriksaan HIV
5 September 2023 17:17 WIB
Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Edi Sumantri (kiri) memberikan sambutan dalam Pertemuan Lintas Sektoral Penanggulangan AIDS, TBC dan Malaria di Jakarta Selatan pada Selasa (5/9). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan menyiagakan 40 unit pelayanan pemeriksaan HIV AIDS di kota setempat dalam upaya melakukan pemetaan dan menekan penyebaran penyakit berbahaya tersebut.
“Kita berupaya menekan angka penyebaran penyakit AIDS di Jakarta Selatan dengan melibatkan seluruh pihak,” kata Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Edi Sumantri di Kemang, Selasa.
Ia mengatakan saat ini sudah ada 40 layanan pemeriksaan HIV di 27 rumah sakit, 10 puskesmas, tiga klinik dan 1 Lapas atau rumah tahanan. Dan ada 13 mesin Tes Cepat Molekular dan dua mesin pendeteksi virus HIV di tubuh manusia.
Selain melakukan pemeriksaan pihaknya juga menyiapkan layanan pengobatan Antiretroviral terhadap pasien positif HIV yang ada di 33 unit layanan yang berada di 20 rumah sakit, 10 puskesmas dan tiga klinik.
Pihaknya juga memiliki pelayanan diagnosa awal terhadap bayi atau balita yang terkena HIV, ada satu rumah sakit rujukan serta 10 puskesmas,” kata dia.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat sejak Januari hingga Juni 2023 telah melakukan tes HIV kepada 20.430 orang dan hasilnya 713 orang dinyatakan positif HIV.
Sebanyak 713 orang yang masuk dalam kategori perawatan sebanyak 957 orang namun yang rutin melakukan pengobatan dengan meminum obat anti HIV hanya sekitar 84 persen atau sekitar 597 orang.
Berdasarkan data tersebut, Pemkot Jakarta Selatan terus berupaya agar seluruh pasien yang positif HIV AIDS dapat menjalani pengobatan dengan berkelanjutan.
Sementara Kasi P2P Subdinkes Jakarta Selatan, dr Dita Fitria mengatakan saat ini ada 6.154 orang yang menjalani pengobatan HIV AIDS dan memang itu menjadi beban tersendiri.
Saat ini ada 6.154 orang yang menjalani perawatan dan ini tentu menjadi beban karena stigma masyarakat saat ini terhadap pengidap HIV adalah stigma buruk.
Menurut dia hal ini membuat mereka yang terkena HIV menutupi penyakit mereka dan tidak melakukan pengobatan yang baik.
“Ini yang perlu kita ubah bersama sehingga tidak ada lagi stigma buruk di masyarakat. Caranya dengan melakukan sosialisasi serta mengedukasi masyarakat bahwa penularan HIV AIDS ini tidak gampang” kata dia..
Pemkot Jakarta Selatan juga menargetkan Program 3 Zero dalam pengendalian HIV pada 2030 yaitu zero infeksi kasus baru HIV, zero kematian akibat AIDS dan zero diskriminasi terhadap pengidap HIV AIDS.
Dalam langkah cepatnya ditarget pada 2027 sebesar 95 persen pengidap HIV mengetahui dirinya terkena penyakit, lalu 95 persen pasien ini menjalani pengobatan HIV dan 95 persen pengidap AIDS ini memiliki VL tersupresi atau jumlah kadar virus di tubuhnya rendah.
Sejumlah upaya sudah dilakukan mulai dari penyiapan program dan logistik di 33 unit layanan pasien dalam pengawasan (PDP) dan 14 layanan tes HIV. Monitoring dan evaluasi secara berkala, pemeriksaan gratis, survei terpadu biologis dan perilaku pada populasi kunci dan kegiatan lainnya.
“Ini target kita bersama dan memang dalam mewujudkan perlu peran serta masyarakat terutama dalam menghilangkan stigma negatif terhadap pasien ini,” kata dia.
Baca juga: Pemprov DKI perluas tes HIV/AIDS untuk meminimalkan penyebaran
Baca juga: Bamsoet minta edukasi pencegahan penularan HIV semakin masif
Baca juga: Dinkes Ambon target 30 ribu warga tes HIV Aids
“Kita berupaya menekan angka penyebaran penyakit AIDS di Jakarta Selatan dengan melibatkan seluruh pihak,” kata Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Edi Sumantri di Kemang, Selasa.
Ia mengatakan saat ini sudah ada 40 layanan pemeriksaan HIV di 27 rumah sakit, 10 puskesmas, tiga klinik dan 1 Lapas atau rumah tahanan. Dan ada 13 mesin Tes Cepat Molekular dan dua mesin pendeteksi virus HIV di tubuh manusia.
Selain melakukan pemeriksaan pihaknya juga menyiapkan layanan pengobatan Antiretroviral terhadap pasien positif HIV yang ada di 33 unit layanan yang berada di 20 rumah sakit, 10 puskesmas dan tiga klinik.
Pihaknya juga memiliki pelayanan diagnosa awal terhadap bayi atau balita yang terkena HIV, ada satu rumah sakit rujukan serta 10 puskesmas,” kata dia.
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat sejak Januari hingga Juni 2023 telah melakukan tes HIV kepada 20.430 orang dan hasilnya 713 orang dinyatakan positif HIV.
Sebanyak 713 orang yang masuk dalam kategori perawatan sebanyak 957 orang namun yang rutin melakukan pengobatan dengan meminum obat anti HIV hanya sekitar 84 persen atau sekitar 597 orang.
Berdasarkan data tersebut, Pemkot Jakarta Selatan terus berupaya agar seluruh pasien yang positif HIV AIDS dapat menjalani pengobatan dengan berkelanjutan.
Sementara Kasi P2P Subdinkes Jakarta Selatan, dr Dita Fitria mengatakan saat ini ada 6.154 orang yang menjalani pengobatan HIV AIDS dan memang itu menjadi beban tersendiri.
Saat ini ada 6.154 orang yang menjalani perawatan dan ini tentu menjadi beban karena stigma masyarakat saat ini terhadap pengidap HIV adalah stigma buruk.
Menurut dia hal ini membuat mereka yang terkena HIV menutupi penyakit mereka dan tidak melakukan pengobatan yang baik.
“Ini yang perlu kita ubah bersama sehingga tidak ada lagi stigma buruk di masyarakat. Caranya dengan melakukan sosialisasi serta mengedukasi masyarakat bahwa penularan HIV AIDS ini tidak gampang” kata dia..
Pemkot Jakarta Selatan juga menargetkan Program 3 Zero dalam pengendalian HIV pada 2030 yaitu zero infeksi kasus baru HIV, zero kematian akibat AIDS dan zero diskriminasi terhadap pengidap HIV AIDS.
Dalam langkah cepatnya ditarget pada 2027 sebesar 95 persen pengidap HIV mengetahui dirinya terkena penyakit, lalu 95 persen pasien ini menjalani pengobatan HIV dan 95 persen pengidap AIDS ini memiliki VL tersupresi atau jumlah kadar virus di tubuhnya rendah.
Sejumlah upaya sudah dilakukan mulai dari penyiapan program dan logistik di 33 unit layanan pasien dalam pengawasan (PDP) dan 14 layanan tes HIV. Monitoring dan evaluasi secara berkala, pemeriksaan gratis, survei terpadu biologis dan perilaku pada populasi kunci dan kegiatan lainnya.
“Ini target kita bersama dan memang dalam mewujudkan perlu peran serta masyarakat terutama dalam menghilangkan stigma negatif terhadap pasien ini,” kata dia.
Baca juga: Pemprov DKI perluas tes HIV/AIDS untuk meminimalkan penyebaran
Baca juga: Bamsoet minta edukasi pencegahan penularan HIV semakin masif
Baca juga: Dinkes Ambon target 30 ribu warga tes HIV Aids
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023
Tags: