Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menggencarkan penanaman vanili organik menyusul tingginya permintaan komoditi itu di pasar ekspor.

Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti mengatakan, pekerjaan rumah saat ini yaitu berupaya memenuhi permintaan vanili organik. Sebab pembeli dari Amerika Serikat kabarnya akan terus membeli berapapun produksi vanili organik yang dihasilkan petani di NTB.

"Kita masih proses pemenuhan permintaan. Dari pembeli ke Lombok kemarin memang akan ada permintaan terus, sehingga daerah memiliki PR untuk menambah kapasitas produksi," ujarnya di Mataram, Selasa.

Nelly mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima, 1 kilogram vanili organik kering dihargai Rp6 juta. Karena itu, sangat diharapkan tanaman vanili ini bisa diperluas areal tanam-nya.

"Kalau soal perluasan areal dan produksi, ranah-nya Dinas Pertanian dan Perkebunan. Kami di urusan perdagangannya. Vanili ini memang komoditas sangat menjanjikan untuk pasar ekspor, khususnya Amerika Serikat," katanya.

Sementara Sekda NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sudah melakukan pendampingan perbaikan produktivitas dengan mendatangkan ahli vanili dari Balai Penelitian Tanaman dan Obat. Di mana dinyatakan bahwa salah satu vanili terbaik di Indonesia itu ada di NTB.

"Di NTB vanili bisa hidup dan jadi yang terbaik, di Lombok-Sumbawa, jadi tidak hanya harus tembakau, bahwa ada potensi-potensi lain yang punya harga pasar bagus," ujarnya.

Oleh karena itu, perluasan area tanam vanili organik menjadi salah satu atensi Pemprov NTB dalam rangka mensejahterakan petani. Terlebih pembeli di luar negeri menyambut baik produk vanili organik NTB.

"Pasar tersedia dengan lebar, maka Pemprov sedang berupaya agar bisa memenuhi kuota permintaan produk vanili organik ke luar negeri," katanya.

Baca juga: Amerika Serikat minta vanili organik kering sebanyak 23 ton dari NTB

Baca juga: Kelompok tani Sukabumi pasarkan vanili hingga ke luar negeri