Jakarta (ANTARA) - Pakar kriminologi dari Universitas Indonesia Profesor Adrianus Meliala mengatakan godaan materi dapat membuat perempuan menjadi pelaku kejahatan besar.

"Jika melihat terpaan materi yang begitu besar dan kuat terhadap kaum perempuan, yang membuat kaum perempuan pintar mengatur keuangan, tapi juga boros urusan belanja, maka sebenarnya tidak mengherankan kalau di antara mereka lalu ada yang terlibat kejahatan besar," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, sebenarnya semua perempuan memiliki potensi dimanfaatkan para pelaku kejahatan dengan diiming-iming mendapatkan uang dalam jumlah besar.

"Semua perempuan punya mentalitas menjadi pemain uang, minimal ada potensi. Namun ada yang tinggal sebagai potensi saja, ada yang aktual. Yang aktual itu karena mereka punya teman selaku tutor guna melakukan kejahatan tersebut," kata Guru Besar Kriminologi FISIP Universitas Indonesia ini.

Baca juga: Pakar Kriminologi UI optimis pasal terkait kohabitasi tak langgar HAM

Ia mengatakan sosok perempuan dipilih oleh para pelaku kejahatan untuk memuluskan aksinya karena perempuan dipandang lugu oleh masyarakat sehingga tidak dicurigai saat melakukan tindakan kriminal.

"Perempuan dianggap innocent (tidak bersalah), lugu, sehingga orang tidak mudah curiga terhadap perempuan," kata Adrianus Meliala.

Baru-baru ini terungkap sejumlah kasus kejahatan terorganisasi yang melibatkan perempuan sebagai pelaku, di antaranya kasus tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan selebgram perempuan asal Bangka Belitung berinisial ARD sebagai mucikari.

Selain itu, seorang sosialita asal Aceh yang dijuluki Nyonya N ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) karena terlibat jaringan narkoba internasional.

Nyonya N bersama suaminya telah menyelundupkan sedikitnya 52 kg sabu-sabu dan 300 butir ekstasi.

Di kasus lainnya, BNN menciduk selebgram asal Palembang berinisial APS karena terlibat dalam sindikat narkoba internasional.

Baca juga: KemenPPPA sebut penguatan keluarga kunci capai Indonesia Emas 2045
Baca juga: Menteri PPPA sebut perempuan negosiator yang mumpuni dalam perdamaian