Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis pagi bergerak naik dua poin menjadi Rp9.715 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta.

"Bank Indonesia masih menjaga mata uang domestik agar tetap bergerak stabil. Diperkirakan Bank Indonesia menjaga nilai tukar domestik di kisaran Rp9.650-Rp9.750 per dolar AS," kata pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.

Menurut dia, Bank Indonesia melakukan langkah penjagaan karena kondisi ekonomi global cenderung masih melambat sehingga kurs rupiah berada dalam tren pelemahan.

"Dari dalam negeri sendiri cenderung positif meski neraca perdagangan defisit. Namun pemerintah sedang mengupayakan untuk menekan defisit, salah satunya dengan mengendalikan harga BBM bersubsidi," kata dia.

Ia menambahkan, hasil lelang surat berharga negara yang mencatatkan hasil yang positif atau melebihi permintaan hingga 3,2 kali juga dapat menahan tren pelemahan rupiah.

Sementara Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tertahan oleh sentimen negatif dari kondisi politik Italia dan kekhawatiran pada kesehatan ekonomi Jerman.

"Hasil survei menunjukkan sentimen bisnis di Jerman merosot untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan April, sehingga memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi terbesar di blok Euro itu," katanya.