Jenewa (ANTARA) - Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (BRI) membantu meningkatkan infrastruktur lokal, menyediakan berbagai layanan penting di banyak negara dan kawasan, serta berkontribusi pada pekerjaan kemanusiaan global, kata Presiden Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

BRI merupakan sebuah inisiatif pembangunan yang saling melengkapi dengan pekerjaan kemanusiaan karena dapat melayani orang-orang yang terkena dampak konflik secara berkelanjutan, ujar Presiden ICRC Mirjana Spoljaric kepada Xinhua dalam sebuah wawancara terkini.

Sebagai organisasi kemanusiaan, ICRC ingin memastikan bahwa intervensi kemanusiaan yang dilakukan tidak bersifat jangka pendek, tetapi memiliki dampak yang berkelanjutan.

"Kita perlu memastikan bahwa orang-orang yang bekerja dan hidup dalam situasi konflik yang berkepanjangan dapat terus mendapatkan manfaat dari layanan-layanan penting seperti air bersih dan barang-barang publik lainnya," kata Spoljaric.

"Ada garis tipis antara bantuan pembangunan dan bantuan kemanusiaan dalam situasi seperti itu dan di sinilah kita harus bekerja saling melengkapi dengan para pelaku pembangunan," katanya.
(Xinhua)


Perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar terhadap krisis kemanusiaan, kata Spoljaric, yang menambahkan bahwa ada "lingkaran setan" antara kemiskinan, kekerasan, dan perubahan iklim, yang secara terus-menerus memperparah satu sama lain.

Di banyak tempat, kemiskinan diperparah dengan tidak adanya hujan, jelasnya, seraya menambahkan bahwa konflik merupakan dampak dari kemiskinan, dan konflik sering terjadi pada masyarakat yang 80 persen bergantung pada pertanian.

Presiden ICRC menyerukan kepada komunitas internasional untuk bekerja sama dan melakukan upaya-upaya untuk membantu daerah-daerah yang mengalami kekurangan air, menurunnya sumber daya dan meningkatnya kerawanan pangan, dengan berinvestasi pada infrastruktur yang memadai dan langkah-langkah adaptasi untuk memitigasi dampak perubahan iklim.

Organisasi yang berbasis di Jenewa ini akan terus memperkuat dialog dan kerja sama dengan China dalam berbagai aspek, kata Spoljaric.