Kembangkan sistem keuangan, OJK bekerja sama dengan FSC Korea dan CIFC
4 September 2023 23:52 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat menyampaikan keynote speech dalam Indonesia-Korea Financial Cooperation Forum Kedua, Jakarta, Senin (4/9/2023). ANTARA/HO-OJK
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat kerja sama dengan Financial Services Commision (FSC) Korea dan Council on International Financial Cooperation (CIFC) untuk mengembangkan keuangan berkelanjutan dari kedua negara tersebut.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan bahwa pengembangan itu diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.
“Kami mengapresiasi kerja sama dengan FSC, CIFC, serta para pelaku industri jasa keuangan Indonesia dan Korea yang akan bertukar pengetahuan serta best practice pengembangan keuangan berkelanjutan di kedua negara,” kata Mahendra dalam Indonesia-Korea Financial Cooperation Forum Kedua melalui keterangan resmi, di Jakarta, Senin.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan FSC dan CIFC dalam kesempatan itu, juga mengapresiasi OJK atas kolaborasi yang selama ini telah dijalankan untuk bersama-sama memfasilitasi pengembangan keuangan berkelanjutan sesuai kondisi industri jasa keuangan terkini di masing-masing negara.
Acara tersebut dihadiri sekitar 130 partisipan dari regulator dan industri jasa keuangan Indonesia maupun Korea dengan dua pokok pembahasan, yaitu yang pertama, Keuangan Berkelanjutan dalam Lanskap Keuangan Indonesia dan Korea.
Kedua, Peran Kolaborasi dalam Membentuk Masa Depan Sektor Jasa Keuangan di sektor Asuransi, Penjaminan, Pasar Modal, dan Infrstruktur Keuangan Indonesia dan Korea.
Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan bahwa keuangan berkelanjutan berperan sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim global. Untuk itu, diperlukan kolaborasi yang tak hanya dari regulator sektor jasa keuangan, melainkan oleh pelaku sektor jasa keuangan di tingkat domestik maupun internasional agar pengembangan keuangan berkelanjutan terukur dan terarah.
“Kita harus memahami isu-isu terkait pengembangan keuangan berkelanjutan dalam perspektif yang lebih luas. Hal ini menurut saya adalah sesuatu yang harus terus kita sempurnakan dan kita percepat serta sesuaikan sekaligus selaraskan dengan prinsip-prinsip global dan internasional,” ujar Mahendra.
Para panelis dari kedua negara, baik dari OJK maupun industri jasa keuangan juga menyatakan akan menggali potensi kolaborasi melalui diskusi mengenai inisiatif keuangan berkelanjutan beserta pendekatan dan kebijakan yang ditempuh dalam mewujudkan ekonomi rendah karbon.
Mahendra berharap melalui forum tersebut, regulator dan industri jasa keuangan Indonesia serta Korea Selatan dapat saling memperkuat kerja sama dalam pengembangan keuangan berkelanjutan yang kredibel dan bertanggung jawab.
Baca juga: OJK: Bank perlu awasi rekening nasabah untuk cegah judi online
Baca juga: OJK nilai kinerja sektor keuangan alami normalisasi pada akhir 2023
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan bahwa pengembangan itu diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.
“Kami mengapresiasi kerja sama dengan FSC, CIFC, serta para pelaku industri jasa keuangan Indonesia dan Korea yang akan bertukar pengetahuan serta best practice pengembangan keuangan berkelanjutan di kedua negara,” kata Mahendra dalam Indonesia-Korea Financial Cooperation Forum Kedua melalui keterangan resmi, di Jakarta, Senin.
Pada kesempatan yang sama, Pimpinan FSC dan CIFC dalam kesempatan itu, juga mengapresiasi OJK atas kolaborasi yang selama ini telah dijalankan untuk bersama-sama memfasilitasi pengembangan keuangan berkelanjutan sesuai kondisi industri jasa keuangan terkini di masing-masing negara.
Acara tersebut dihadiri sekitar 130 partisipan dari regulator dan industri jasa keuangan Indonesia maupun Korea dengan dua pokok pembahasan, yaitu yang pertama, Keuangan Berkelanjutan dalam Lanskap Keuangan Indonesia dan Korea.
Kedua, Peran Kolaborasi dalam Membentuk Masa Depan Sektor Jasa Keuangan di sektor Asuransi, Penjaminan, Pasar Modal, dan Infrstruktur Keuangan Indonesia dan Korea.
Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan bahwa keuangan berkelanjutan berperan sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim global. Untuk itu, diperlukan kolaborasi yang tak hanya dari regulator sektor jasa keuangan, melainkan oleh pelaku sektor jasa keuangan di tingkat domestik maupun internasional agar pengembangan keuangan berkelanjutan terukur dan terarah.
“Kita harus memahami isu-isu terkait pengembangan keuangan berkelanjutan dalam perspektif yang lebih luas. Hal ini menurut saya adalah sesuatu yang harus terus kita sempurnakan dan kita percepat serta sesuaikan sekaligus selaraskan dengan prinsip-prinsip global dan internasional,” ujar Mahendra.
Para panelis dari kedua negara, baik dari OJK maupun industri jasa keuangan juga menyatakan akan menggali potensi kolaborasi melalui diskusi mengenai inisiatif keuangan berkelanjutan beserta pendekatan dan kebijakan yang ditempuh dalam mewujudkan ekonomi rendah karbon.
Mahendra berharap melalui forum tersebut, regulator dan industri jasa keuangan Indonesia serta Korea Selatan dapat saling memperkuat kerja sama dalam pengembangan keuangan berkelanjutan yang kredibel dan bertanggung jawab.
Baca juga: OJK: Bank perlu awasi rekening nasabah untuk cegah judi online
Baca juga: OJK nilai kinerja sektor keuangan alami normalisasi pada akhir 2023
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: