Palembang (ANTARA) - Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Sinta Andayani mengungkapkan udara di Ibu kota Sumatera Selatan itu akhir-akhir ini kondisinya tidak sehat.

"Dalam kondisi udara tidak sehat, masyarakat diingatkan mengurangi kontak langsung dengan udara di luar ruangan dan menggunakan masker untuk mengantisipasi bahaya polusi udara bagi kesehatan," kata Sinta Andayani di Palembang, Senin.

Menurut dia, udara dalam kondisi tidak sehat dipengaruhi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi dalam kurun waktu dua pekan terakhir.

"Meningkatnya titik panas dan titik api di berbagai daerah di Sumsel akibat karhutla pada musim kemarau yang dipengaruhi El Nino, menimbulkan polusi udara dari asap sisa karhutla," ujarnya.

Baca juga: Sumsel operasikan pesawat pembom air atasi karhutla

Baca juga: Sebagian Sumsel masuki musim kemarau


Untuk tidak memperburuk kondisi udara sekarang ini, masyarakat diimbau juga agar tidak membakar sampah atau aktivitas yang dapat menimbulkan asap atau pencemaran udara.

Partisipasi dari semua pihak dan lapisan masyarakat berperan besar dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem dan udara buruk sekarang ini agar tidak semakin parah.

Selain karhutla, pihaknya mengingatkan masyarakat di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu untuk mengantisipasi ancaman El Nino hingga akhir 2023.

El Nino merupakan suatu fenomena peningkatan suhu atmosfer bumi yang dapat menyebabkan suhu yang panas menjadi semakin meningkat dan kekeringan akibat kemarau semakin kering.

"Berdasarkan pengamatan, puncak El Nino diprediksi terjadi hingga akhir Desember 2023, kondisi tersebut perlu diwaspadai agar tidak terjadi karhutla dan gagal panen akibat kekeringan," kata Sinta.*

Baca juga: Delapan kabupaten di Sumsel menyatakan siaga karhutla

Baca juga: Lahan di pinggir tol Palembang-Indralaya terbakar