Menperin: regulasi non tarif lindungi produk nasional
24 April 2013 16:06 WIB
Inacraft 2013 Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat mendampingi Wakil Presiden Boediono saat menghadiri pembukaan Inacraft 2013 di Balai Sidang Jakarta Convention Center, (24/4). (kemenperin.go.id) ()
Jakarta (ANTARA News) - Pemberlakukan regulasi non tarif untuk melindungi produk nasional dari perdagangan bebas yang sudah berlaku, ujar Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat.
"Produksi karya Indonesia pasti digempur karena perdagangan bebas sudah berlaku, tapi kita melakukan proteksi secara langsung dan tidak langsung melalui regulasi non tarif," ujar MS Hidayat dalam acara Inacraft 2013 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya pemberlakun regulasi tarif non barrier itu dapat memberikan kesempatan lebih besar kepada produk nasional.
"Jangan lupa juga industri luar negeri mau masuk indonesia juga karena pertumbuhan ekonomi sedang bagus yang menjadi daya tarik sendiri. Pemerintah dengan kementerian terkait tidak menutup pasar, tapi membuat regulasi sehingga produk nasional masih bisa dilindungi. Saya sedang mengajak kementerian perdagangan serta Kemenparekraf untuk sama-sama menyusun agar industri kreatif bisa jadi industri unggulan," ujar dia.
Sebelumnya, Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (Asephi) meraih dukungan dari sejumlah kementerian dan BUMN terkait dengan pembinaan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan koperasi.
Ketua Umum Asephi, Rudi Lengkong, menargetkan transaksi dagang dalam acara pameran hasil kerajinan Inacraft meningkat 7,5 persen Rp203 miliar dibanding tahun lalu Rp193 miliar.
"Target tahun ini Rp203 miliar dengan rincian Rp88 miliar hasil kontak bisnis dan Rp115 miliar lebih dari penjualan retail," kata Rudi saat konferensi pers di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Senin.
Rudi melanjutkan bahwa pada Inacraft 2013 yang diikuti oleh 1.600 peserta perusahaan kerajinan baik produsen maupun eksportir dari 33 provinsi di Indonesia, dengan menempati 1218 stan di luas area 24.080 meter persegi.
Adapun jumlah peserta individu meningkat hingga 747 stan, dinas sebanyak 285 stan, BUMN sebanyak 183 stan dan peserta dari luar negeri sebanyak tiga stan.
"Menempati hall assembly satu di antaranya adalah negara Thailand, Iran, dan Malaysia," ujarnya.
Selain itu, menurut Rudi ada sekitar 650 buyer luar negeri yang telah menyatakan akan datang, diantaranya Malaysia, Singapura, Timur Tengah, Thailand, Srilangka, dan Australia.
"Sedangkan dari Indonesia tidak hanya dari Jakarta, banyak pengunjung dari luar pulau Jawa yang datang, seperti Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, yang datang kalangan apa saja, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pengusaha, para agen dan kolektor," katanya.
"Produksi karya Indonesia pasti digempur karena perdagangan bebas sudah berlaku, tapi kita melakukan proteksi secara langsung dan tidak langsung melalui regulasi non tarif," ujar MS Hidayat dalam acara Inacraft 2013 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya pemberlakun regulasi tarif non barrier itu dapat memberikan kesempatan lebih besar kepada produk nasional.
"Jangan lupa juga industri luar negeri mau masuk indonesia juga karena pertumbuhan ekonomi sedang bagus yang menjadi daya tarik sendiri. Pemerintah dengan kementerian terkait tidak menutup pasar, tapi membuat regulasi sehingga produk nasional masih bisa dilindungi. Saya sedang mengajak kementerian perdagangan serta Kemenparekraf untuk sama-sama menyusun agar industri kreatif bisa jadi industri unggulan," ujar dia.
Sebelumnya, Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (Asephi) meraih dukungan dari sejumlah kementerian dan BUMN terkait dengan pembinaan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan koperasi.
Ketua Umum Asephi, Rudi Lengkong, menargetkan transaksi dagang dalam acara pameran hasil kerajinan Inacraft meningkat 7,5 persen Rp203 miliar dibanding tahun lalu Rp193 miliar.
"Target tahun ini Rp203 miliar dengan rincian Rp88 miliar hasil kontak bisnis dan Rp115 miliar lebih dari penjualan retail," kata Rudi saat konferensi pers di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Senin.
Rudi melanjutkan bahwa pada Inacraft 2013 yang diikuti oleh 1.600 peserta perusahaan kerajinan baik produsen maupun eksportir dari 33 provinsi di Indonesia, dengan menempati 1218 stan di luas area 24.080 meter persegi.
Adapun jumlah peserta individu meningkat hingga 747 stan, dinas sebanyak 285 stan, BUMN sebanyak 183 stan dan peserta dari luar negeri sebanyak tiga stan.
"Menempati hall assembly satu di antaranya adalah negara Thailand, Iran, dan Malaysia," ujarnya.
Selain itu, menurut Rudi ada sekitar 650 buyer luar negeri yang telah menyatakan akan datang, diantaranya Malaysia, Singapura, Timur Tengah, Thailand, Srilangka, dan Australia.
"Sedangkan dari Indonesia tidak hanya dari Jakarta, banyak pengunjung dari luar pulau Jawa yang datang, seperti Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, yang datang kalangan apa saja, mulai dari pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pengusaha, para agen dan kolektor," katanya.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: