Menperin: IKI untuk mengukur kinerja industri manufaktur di daerah
4 September 2023 14:14 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Senin, (4/9/2023). ANTARA/Muhammad Zulfikar.
Padang (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa indeks kepercayaan industri (IKI) dapat digunakan perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk mengukur kinerja dan optimisme industri manufaktur di suatu daerah.
"IKI menggambarkan perkembangan kondisi terkini sektor industri dibandingkan dengan periode (bulan) sebelumnya, dan mengindikasikan tingkat optimisme pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian ke depan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Padang, Sumatera Barat, Senin, saat memberikan kuliah umum bertajuk peningkatan IKI melalui pengembangan sumber daya manusia industri "SDM industri berkualitas, IKI meningkat" di Universitas Andalas.
Baca juga: Indeks Kepercayaan Industri Agustus 2023 melandai ke level 53,22
Menperin mengatakan IKI juga dapat dijadikan sebagai indikator penilaian industri yang terpercaya, terkini, terlengkap, dan terdetail. Selanjutnya IKI juga berfungsi mendiagnosa lebih awal permasalahan sampai ke subsektor sebuah industri
"IKI juga bermanfaat untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar apabila ada permasalahan pada sebuah industri," jelas Agus.
Pada paparan kuliah umumnya, Agus Gumiwang mengatakan dalam waktu dekat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menghitung kinerja industri di setiap wilayah di Tanah Air.
Apalagi, saat ini pemerintah terus gencar mendorong pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di luar Pulau Jawa. Oleh sebab itu, angka-angka yang didapatkan dari IKI akan semakin memudahkan pemerintah dalam memetakan potensi industri.
Baca juga: Menperin pastikan pemerintah sanksi industri sebabkan polusi udara
Sebelum Kemenperin meluncurkan IKI, indikator yang digunakan kementerian tersebut untuk mendiagnosa kinerja industri didapatkan dari metode purchasing manager's index (PMI).
Namun, berdasarkan hasil survei PMI Kemenperin menemukan permasalahan karena tidak bisa mendapatkan data detail dari masing-masing-masing subsektor industri.
"Kita tidak bisa tahu berapa perusahaan yang mereka survei, perusahaan apa saja, apakah sudah memenuhi standar yang ditetapkan dan lain sebagainya," ujar dia.
Ia mengatakan sebagai pembina industri manufaktur di Tanah Air, Kemenperin memutuskan beralih ke metode IKI karena dinilai bisa menyajikan data yang lebih komprehensif dan detail.
"IKI menggambarkan perkembangan kondisi terkini sektor industri dibandingkan dengan periode (bulan) sebelumnya, dan mengindikasikan tingkat optimisme pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian ke depan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Padang, Sumatera Barat, Senin, saat memberikan kuliah umum bertajuk peningkatan IKI melalui pengembangan sumber daya manusia industri "SDM industri berkualitas, IKI meningkat" di Universitas Andalas.
Baca juga: Indeks Kepercayaan Industri Agustus 2023 melandai ke level 53,22
Menperin mengatakan IKI juga dapat dijadikan sebagai indikator penilaian industri yang terpercaya, terkini, terlengkap, dan terdetail. Selanjutnya IKI juga berfungsi mendiagnosa lebih awal permasalahan sampai ke subsektor sebuah industri
"IKI juga bermanfaat untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar apabila ada permasalahan pada sebuah industri," jelas Agus.
Pada paparan kuliah umumnya, Agus Gumiwang mengatakan dalam waktu dekat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menghitung kinerja industri di setiap wilayah di Tanah Air.
Apalagi, saat ini pemerintah terus gencar mendorong pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di luar Pulau Jawa. Oleh sebab itu, angka-angka yang didapatkan dari IKI akan semakin memudahkan pemerintah dalam memetakan potensi industri.
Baca juga: Menperin pastikan pemerintah sanksi industri sebabkan polusi udara
Sebelum Kemenperin meluncurkan IKI, indikator yang digunakan kementerian tersebut untuk mendiagnosa kinerja industri didapatkan dari metode purchasing manager's index (PMI).
Namun, berdasarkan hasil survei PMI Kemenperin menemukan permasalahan karena tidak bisa mendapatkan data detail dari masing-masing-masing subsektor industri.
"Kita tidak bisa tahu berapa perusahaan yang mereka survei, perusahaan apa saja, apakah sudah memenuhi standar yang ditetapkan dan lain sebagainya," ujar dia.
Ia mengatakan sebagai pembina industri manufaktur di Tanah Air, Kemenperin memutuskan beralih ke metode IKI karena dinilai bisa menyajikan data yang lebih komprehensif dan detail.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: