Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan korupsi tetap menjadi sel ganas dalam masyarakat meskipun pemberantasannya sudah dilakukan secara bertahap namun sedikit lambat.

"Saya katakan bahwa kita telah berhasil membatalkan banyak praktek korosif masa lalu. Kebijakan pemerintah sekarang lebih terbuka untuk pemeriksaan oleh publik," kata Boediono, saat menyampaikan pidato kunci dalam Konferensi Internasional Asosiasi Antikorupsi, di Jakarta, Rabu.

Wapres mengatakan, transparansi juga telah dilakukan pemerintah pada banyak aspek kehidupan umum, dan kegiatan monopoli tidak lagi membudaya, juga nepotisme dan kronisme terang-terangan tak ada lagi.

Lembaga penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat aktif dalam mengungkap dan mengejar kasus-kasus korupsi.

Boediono mengingatkan, memerangi korupsi adalah tanggung jawab dan tugas semua komponen, seluruh bangsa, bukan hanya pemerintah.

"Ini benar-benar tugas dari generasi sekarang, manfaat yang akan paling mungkin hanya dapat diraih oleh generasi berikutnya," katanya.

Pemerintah telah menyusun peta jalan jangka panjang untuk pencegahan dan pemberantasan korupsi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55/2012 dan dirumuskan dalam serangkaian Instruksi Presiden.

Sejauh ini, katanya, Indonesia memiliki tiga instruksi presiden dan pada gilirannya, setiap instansi pemerintah untuk menyusun rencana aksi tahunan.