AFMGM memantau perkembangan Priority Economic Deliverables (PED) dan membahas isu-isu mendesak, termasuk pemulihan ekonomi dan stabilitas (Pemulihan-Rekonstruksi), inklusi keuangan digital untuk pertumbuhan (Ekonomi Digital), serta peningkatan pembiayaan hijau (Keberlanjutan).
Di tengah ketidakpastian global, ekonomi ASEAN bergerak cepat dengan pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 4,5%, atau di atas rata-rata pertumbuhan dunia. Negara-negara ASEAN juga mampu mengelola tingkat suku bunga dan nilai tukar dengan baik sehingga mencerminkan daya tahan ASEAN dari transisi ekonomi dunia.
Pembahasan penting di AFMGM berkaitan dengan upaya menjaga momentum strategis di tengah ketegangan geopolitik, tekanan utang, dan tantangan dalam aspek keberlanjutan. Maka, koordinasi kebijakan makroekonomi dan manajemen risiko turut menjadi prioritas regional.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, menekankan, "AFMGM mengangkat pentingnya upaya memperkuat bauran kebijakan makroekonomi di negara-negara ASEAN dengan memakai seluruh instrumen untuk menjamin stabilitas ekonomi regional. Kebijakan yang terkoordinasi dengan baik guna menghadapi sejumlah risiko juga dibahas dalam AFMGM."
Guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan jangka panjang di ASEAN, AFMGM membahas langkah-langkah untuk meningkatkan pembiayaan infrastruktur regional, serta melakukan reposisi ASEAN Infrastructure Fund (AIF) menjadi ASEAN Green Fund. Negara-negara anggota ASEAN juga sepakat menyelaraskan pembiayaan AIF dengan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance, meningkatkan proses AIF, serta menjalankan rekapitalisasi dan optimalisasi permodalan.
AFMGM juga mengemukakan upaya mempercepat pembiayaan transisi guna merealisasikan ekonomi rendah karbon di ASEAN. Di sisi lain, AFMGM membahas ASEAN Sustainable Finance Taxonomy Version 2 yang mencerminkan transisi adil, terjangkau, dan tertib di kawasan tersebut.
ASEAN Finance Process 2023 mempererat kolaborasi lintas-sektor, inisiatif sektor Keuangan-Kesehatan, dan Ketahanan Pangan. Para menteri keuangan dan kesehatan juga mengulas pencegahan pandemi, kesiapan, serta respons atas kesenjangan pendanaan. Demi memperkuat ketahanan pangan, ASEAN ingin meningkatkan kebijakan pangan, aksesibilitas, akses finansial UKM, serta fasilitas perdagangan.
Dari sisi moneter, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengemukakan komitmen integrasi ASEAN lewat inisiatif Local Currency Transaction (LCT) dan Regional Payment Connectivity (RPC) yang telah mendapat dukungan di KTT ASEAN 2023 pada Mei.
Sejumlah topik lain tentang bank sentral yang turut dibahas termasuk upaya mengoptimalkan kebijakan makroekonomi, serta menciptakan lingkungan untuk pertumbuhan, digitalisasi, reformasi struktural, dan pembiayaan hijau. Lebih lagi, pembahasan tentang ASEAN Local Currency Transaction Framework dan Regional Payment Connectivity bertujuan meningkatkan integrasi ekonomi regional.
Source : Ministry of Finance of Republic of Indonesia
Press Contact
NARAHUBUNG: Salsabila Fitri Ayu, +62-089692271035, salsabila@acaindonesia.com