New York (ANTARA News) - Nilai tukar dolar dan yen menguat pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data lemah di zona Euro dan perlambatan di China memicu kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi global.
Euro berada di bawah tekanan setelah survei Markit menunjukkan aktivitas sektor swasta di blok euro tetap dalam kontraksi pada April. Angka untuk Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, turun untuk pertama kalinya sejak November.
Euro dibeli 1,2997 dolar pada 21.00 GMT (Rabu 04.00 WIB), turun dari 1,3059 dolar pada waktu yang sama Senin.
Mata uang tunggal ini juga turun terhadap mata uang Jepang, menjadi 129,30 yen dari 129,56 yen pada akhir Senin.
Dolar naik menjadi 99,48 yen dari 99,18 yen.
"Resesi mendalam zona euro yang terus-menerus dapat menyeret nilai tukar, ketika hal itu memicu spekulasi untuk dukungan moneter tambahan," kata David Song analis mata uang di DailyFX.
"Sentimen bearish seputar mata uang tunggal mungkin mengumpulkan kecepatan dalam jangka pendek dan jangka menengah, karena kami mengantisipasi Bank Sentral Eropa untuk mendorong suku bunga acuan ke tingkat rekor terendah dalam beberapa bulan mendatang."
Kathy Lien dari BK Asset Management mengatakan angka terbaru Eropa menambah tanda-tanda terbaru dari berkurangnya pertumbuhan.
"Investor pasti memiliki alasan untuk khawatir tentang pertumbuhan global ketika angka PDB China lebih lemah dan sekarang kontraksi dalam aktivitas manufaktur dan jasa Jerman menyusul perlambatan dalam penggajian (payroll) non pertanian AS pada awal bulan," kata Lien.
Dolar, biasanya dilihat sebagai tempat yang aman di masa ketidakpastian, naik terhadap mata uang Swiss, diambil 0,9451 franc dibandingkan dengan 0,9342 franc pada akhir Senin.
Pound jatuh menjadi 1,5238 dolar dari 1,5286 dolar, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026)
Dolar dan yen menguat
24 April 2013 06:04 WIB
Dolar AS (FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: