Saham Wall Street naik setelah sempat diguncang tweet palsu
24 April 2013 05:22 WIB
Ilustrasi: Seorang pialang sedang memperhatikan harga saham melalui layar di Bursa Saham New York, Jumat (5/8/11). (FOTO ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/djo/11)
New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir naik lebih dari satu persen pada Selasa (Rabu pagi WIB), meskipun terjadi kejatuhan singkat selama dua menit akibat tweet palsu yang di-posting peretas ke akun Associated Press.
Pasar saham AS terbantu oleh hasil laba yang baik dari DuPont, Travelers, dan Netflix. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,29 poin (1,05 persen) pada 14.719,46.
Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 16,28 poin (1,04 persen) pada 1.578,78, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq melompat 35,78 poin (1,11 persen) menjadi 3.269,33.
Pasar menghabiskan sebagian besar hari di wilayah positif, kecuali terjun singkat setelah sebuah pesan Twitter palsu dari akun Associated Press (AP) yang diretas, mengatakan bahwa ada dua ledakan di Gedung Putih dan Presiden Barack Obama telah terluka.
Kantor berita AP segera mengumumkan akunnya telah diretas dan pesan itu palsu.
Para peretas berhasil membobol akun Twitter kantor berita AP pada Rabu dini hari dan menyiarkan berita bohong tentang dua ledakan di Gedung Putih yang kemudian mengguncang bursa saham AS.
Berita itu dengan segera mengakibatkan jatuhnya nilai saham S&P dan Dow Jones dengan tajam sebelum akhirnya kembali ke nilai semula.
Bursa saham jatuh sesaat setelah laporan itu keluar, dengan Dow kehilangan 130 poin atau 0,9 persen dan S&P 500 turun 12 poin atau 0,8 persen.
Dalam beberapa menit, mereka "rebound" ke tempat mereka semula sebelum pesan itu muncul.
Pasar juga mengabaikan laporan ekonomi yang lemah dari China dan zona euro, sebaliknya berfokus pada laporan laba perusahaan yang solid.
Anggota Dow, DuPont melonjak 4,1 persen setelah laba bersihnya naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
United Technologies, komponen Dow lainnya, merosot 0,8 persen meskipun melaporkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
Travelers Companies, komponen Dow lainnya, meningkat 2,1 persen setelah labanya naik lebih dari 11 persen di kuartal ini.
Perusahaan asuransi lainnya juga menguat. AIG naik 5,2 persen dan MetLife naik 5,5 persen.
Netflix melonjak 24,4 persen setelah mengumumkan pihaknya berayun ke laba pada kuartal pertama dibandingkan dengan setahun lalu.
Perusahaan-perusahaan perbankan memiliki hari yang baik dengan Bank of America naik 3,0 persen, JPMorgan Chase naik 1,7 persen dan Citigroup melompat 2,9 persen.
Peritel aksesoris dan tas tangan kelas atas Coach melonjak 9,8 persen setelah melaporkan labanya lebih tinggi dan mengumumkan dividen lebih besar.
Apple melompat 5,5 persen dalam perdagangan "after-hours" (setelah perdagangan di bursa tutup) setelah melaporkan penurunan keuntungan untuk pertama kalinya dalam hampir 10 tahun. Dewan direksi raksasa teknologi itu juga menyetujui pembelian kembali saham sebesar 100 miliar dolar AS hingga 2015.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun bertahan datar di 1,70 persen, tingkat yang sama pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun naik tipis menjadi 2,89 persen dari 2,88 persen.
Harga obligasi bergerak terbalik terhadap imbal hasil, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026)
Pasar saham AS terbantu oleh hasil laba yang baik dari DuPont, Travelers, dan Netflix. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,29 poin (1,05 persen) pada 14.719,46.
Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 16,28 poin (1,04 persen) pada 1.578,78, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq melompat 35,78 poin (1,11 persen) menjadi 3.269,33.
Pasar menghabiskan sebagian besar hari di wilayah positif, kecuali terjun singkat setelah sebuah pesan Twitter palsu dari akun Associated Press (AP) yang diretas, mengatakan bahwa ada dua ledakan di Gedung Putih dan Presiden Barack Obama telah terluka.
Kantor berita AP segera mengumumkan akunnya telah diretas dan pesan itu palsu.
Para peretas berhasil membobol akun Twitter kantor berita AP pada Rabu dini hari dan menyiarkan berita bohong tentang dua ledakan di Gedung Putih yang kemudian mengguncang bursa saham AS.
Berita itu dengan segera mengakibatkan jatuhnya nilai saham S&P dan Dow Jones dengan tajam sebelum akhirnya kembali ke nilai semula.
Bursa saham jatuh sesaat setelah laporan itu keluar, dengan Dow kehilangan 130 poin atau 0,9 persen dan S&P 500 turun 12 poin atau 0,8 persen.
Dalam beberapa menit, mereka "rebound" ke tempat mereka semula sebelum pesan itu muncul.
Pasar juga mengabaikan laporan ekonomi yang lemah dari China dan zona euro, sebaliknya berfokus pada laporan laba perusahaan yang solid.
Anggota Dow, DuPont melonjak 4,1 persen setelah laba bersihnya naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
United Technologies, komponen Dow lainnya, merosot 0,8 persen meskipun melaporkan laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
Travelers Companies, komponen Dow lainnya, meningkat 2,1 persen setelah labanya naik lebih dari 11 persen di kuartal ini.
Perusahaan asuransi lainnya juga menguat. AIG naik 5,2 persen dan MetLife naik 5,5 persen.
Netflix melonjak 24,4 persen setelah mengumumkan pihaknya berayun ke laba pada kuartal pertama dibandingkan dengan setahun lalu.
Perusahaan-perusahaan perbankan memiliki hari yang baik dengan Bank of America naik 3,0 persen, JPMorgan Chase naik 1,7 persen dan Citigroup melompat 2,9 persen.
Peritel aksesoris dan tas tangan kelas atas Coach melonjak 9,8 persen setelah melaporkan labanya lebih tinggi dan mengumumkan dividen lebih besar.
Apple melompat 5,5 persen dalam perdagangan "after-hours" (setelah perdagangan di bursa tutup) setelah melaporkan penurunan keuntungan untuk pertama kalinya dalam hampir 10 tahun. Dewan direksi raksasa teknologi itu juga menyetujui pembelian kembali saham sebesar 100 miliar dolar AS hingga 2015.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun bertahan datar di 1,70 persen, tingkat yang sama pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun naik tipis menjadi 2,89 persen dari 2,88 persen.
Harga obligasi bergerak terbalik terhadap imbal hasil, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: