Jakarta (ANTARA) - PT Majoo Teknologi Indonesia (Majoo) telah memproses transaksi senilai Rp2 triliun per bulannya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia sejak awal pendiriannya pada 2019.
“Saat ini, Majoo telah memproses transaksi senilai Rp2 triliun per bulannya untuk UMKM di lebih dari 600 kota di Indonesia dengan beragam bisnis mulai dari F&B hingga barbershop, binatu, dan toko serba ada,” kata Founder dan CEO Majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi melalui keterangan resmi, di Jakarta, Sabtu.
Per Maret 2023, Majoo telah mengakuisisi lebih dari 45.000 pengguna berbayar dari seluruh Indonesia dengan retensi 12 bulan terbaik di pasar.
Adi mengatakan, banyak tantangan yang telah dilewati Majoo dalam perjalanannya mengembangkan UMKM. Contohnya saat pandemi COVID-19 yang memaksa para pelaku UMKM untuk beradaptasi ke era digital, Majoo mengambil peran dengan menciptakan fitur Toko Online.
Melalui Toko Online, para pelaku UMKM mampu terhubung ke berbagai market place yang telah terintegrasi melalui satu paltform. Hal itu membantu mereka untuk meningkatkan bisnisnya di masa pandemi.
“Perjalanan selama empat tahun ini adalah bukti nyata dari upaya kami dalam menghadirkan inovasi yang membantu para wirausaha. Dengan bangga, Majoo telah merangkul lebih dari 600 kota di seluruh Indonesia, memimpin gerakan digitalisasi yang cepat dan kuat,” ujar Adi.
Ia menambahkan, sebanyak 80 persen pelaku UMKM pertama kali mengenal teknologi digital melalui peran sentral yang disediakan oleh aplikasi Majoo. Hal itu cerminan nyata bagaimana Majoo telah menjadi mitra bagi para wirausaha dalam menjawab tantangan digitalisasi.
Adapun Majoo merupakan platform solusi bisnis SaaS terintegrasi yang menyasar pengembangan UMKM Indonesia dengan memberikan solusi bisnis bagi para pelaku UMKM.
Tumbuh lebih dari 800 persen sejak pandemi, Majoo berfokus membuka potensi UMKM Indonesia dengan menyediakan banyak produk, memperluas jangkauan pelanggan, dan kemitraan guna mempercepat penetrasi pasar.
Memasuki tahun keempat, Majoo telah menciptakan beberapa inovasi yang dibutuhkan bisnis berskala besar seperti Majoo Prime. Fitur-fitur dalam Prime memberikan solusi untuk kebutuhan segala jenis usaha, seperti Prime F&B untuk sektor makanan dan minuman, Prime Jasa untuk layanan profesional, dan Prime Ritel untuk perdagangan.
Kemudian inovasi juga diterapkan pada peningkatan User Interface (UI) dan User Experience (UX) melalui riset kepada pengguna Majoo sebelumnya, sehingga tampilan menjadi lebih modern.
Pentingnya transformasi digital dalam pengembangan UMKM juga pernah disampaikan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang mengatakan, digitalisasi akan membuat pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat memperluas jangkauan pemasaran yang lebih luas baik ke dalam maupun luar negeri.
Oleh karena itu, dari pemerintah telah melakukan pendampingan terhadap IKM/UMKM serta pelaku ekonomi kreatif untuk bisa masuk ke ekosistem digital (onboarding) lewat kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Agus menilai transformasi digital yang terjadi selama beberapa tahun terakhir diharapkan dapat membantu Indonesia untuk mencapai visi sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-5 di dunia pada tahun 2045.
Hal itu juga mengingat Indonesia tercatat memiliki jumlah pengguna internet sebesar 212,9 juta orang dan 167 juta orang merupakan pengguna media sosial, dengan rata-rata penggunaan internet selama 7 jam dan 42 menit setiap harinya menurut laporan We are Social Digital Indonesia pada Februari 2023.
Baca juga: Digitalisasi UMKM, startup Majoo dapat suntikan dana 5 juta dolar AS
Baca juga: Startup Majoo raih pendanaan untuk percepat digitalisasi UMKM
Majoo memproses transaksi Rp2 triliun per bulan untuk UMKM sejak 2019
2 September 2023 14:54 WIB
Founder dan CEO Majoo Indonesia Adi Wahyu Rahadi di Jakarta, Sabtu (2/9/2023). ANTARA/HO-Majoo
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: