Jakarta (ANTARA) - Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) 2023 mengupayakan adanya kolaborasi kolektif dan inklusif dari negara-negara kawasan Asia Tenggara untuk mengatasi tantangan perubahan iklim secara keberlanjutan.

"Kami mengumpulkan sektor bisnis, lembaga penelitian, akademisi, dan sektor nirlaba untuk mendorong agenda berkelanjutan di ASEAN, upaya kolektif dan kolaborasi inklusif mengatasi tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan, baik pada komunitas maupun masyarakat," kata Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid dalam acara ASEAN Climate Forum 2023 di Jakarta, Sabtu.

Melalui forum tersebut, negara-negara ASEAN diharapkan dapat secara kolektif mendorong agenda aksi iklim untuk memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat ASEAN.

"Negara-negara anggota ASEAN tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan mitigasi perubahan iklim dan mencapai net zero," katanya.

Baca juga: ASEAN-BAC tingkatkan fasilitasi perdagangan-investasi di ASEAN

Arsjad mengatakan sejak dimulainya kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN-BAC, pembangunan berkelanjutan menjadi agenda prioritas.

"Saya sangat senang melihat perbincangan berkelanjutan mengenai pasar karbon, keuangan berkelanjutan, dan transisi net zero dalam kepemimpinan tahun ini," jelasnya.

Arsjad menuturkan ASEAN-BAC juga telah berkomitmen untuk menjalankan program warisan yang penting di bawah kepemimpinan saat ini, yakni ASEAN Net Zero Hub dan ASEAN Carbon Center of Excellence.

ASEAN Net Zero Hub bertujuan untuk menyediakan platform yang memungkinkan para pemangku kepentingan berbagi pengetahuan dan praktik terbaik, seiring dengan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan mencapai net zero.

Platform itu mempertemukan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil untuk membentuk semangat kolaborasi seiring dengan upaya dekarbonisasi industri di seluruh ASEAN.

Baca juga: ASEAN-BAC harap kerja sama ketahanan pangan dengan Rusia dan India

Sementara itu, ASEAN Carbon Center of Excellence bertujuan untuk menyediakan platform yang memungkinkan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik mengenai solusi berbasis alam dan perdagangan karbon di pasar masing-masing.

Carbon Center of Excellence bermaksud membangun jaringan kuat para pelaku pasar yang berupaya memajukan tujuan iklim ASEAN dan ekonomi hijau melalui solusi berbasis alam.

Dua proyek tersebut dikembangkan berdasarkan dua pengamatan, yakni pertama, komitmen negara-negara ASEAN untuk mencapai net zero memerlukan pemahaman kuat tentang jalur regional dan sinkronisasi upaya bersama adalah kuncinya.

Kedua adalah perusahaan-perusahaan dan ASEAN semakin berupaya mengembangkan strategi dan solusi iklim untuk meningkatkan kinerja di seluruh rantai nilai mereka dan memastikan akses jangka panjang terhadap pendanaan.

"Kami berharap acara ASEAN Climate Forum hari ini dapat menjadi stimulator untuk bergerak menuju ketahanan dan keberlanjutan yang lebih besar dalam isu iklim kita," jelasnya.

Baca juga: ASEAN-BAC:Kerja sama saling melengkapi jadikan ASEAN pusat pertumbuhan

Sebagai Ketua ASEAN-BAC 2023, Indonesia mengusung lima isu prioritas, yaitu transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, serta memfasilitasi perdagangan dan investasi yang diprioritaskan untuk meningkatkan peran strategis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di negara-negara anggota ASEAN.

Arsjad, yang juga Ketua Umum Kadin Indonesia, mengatakan sesuai tema yang diusung "ASEAN Centrality: Innovating towards Greater Inclusivity", ASEAN-BAC bertekad untuk menjadikan ASEAN sebagai tujuan investasi dan perdagangan paling menarik di dunia.

Pembahasan lima isu prioritas itu dikembangkan menjadi delapan legacy project, yakni ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product, dan ASEAN Business Entity.

ASEAN-BAC juga memberikan rekomendasi kebijakan dari tiap negara agar bisa dipertimbangkan untuk mewujudkan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth.

Baca juga: Arsjad Rasjid: Indonesia ciptakan era baru berbisnis di ASEAN