Jembrana, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, meminta para petani di wilayah itu untuk menanam jagung di waktu sela setelah memanen padi.

"Saya minta dinas terkait untuk sosialisasi atau bahkan mendeklarasikan di desa-desa untuk menanam jagung usai panen padi. Apapun bentuk tanaman pangan, harus kita genjot produksinya," kata Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat menghadiri penanaman perdana jagung hibrida di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Jumat.

Ia mengatakan seiring dengan perkembangan industri di daerah itu, kebutuhan pangan akan meningkat sehingga pihaknya meluncurkan sejumlah program terkait pertanian.

"Pertumbuhan industri pasti diikuti dengan peningkatan kebutuhan pangan. Saat ini, industri di Jembrana sedang tumbuh, sehingga kita harus siap mencukupi kebutuhan pangan," katanya.

Dengan berbagai program dari pemerintah yang didukung petani, dia berharap bisa mempercepat peningkatan produksi bahan pangan.

Ia juga mengungkapkan beberapa program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan antara lain perbaikan, pembangunan dan penambahan infrastruktur pertanian seperti irigasi, bantuan benih unggul, dan subsidi pupuk.

Pemerintah, kata dia, akan terus mendukung sektor pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Dengan menjaga ketersediaan pangan, menurut Tamba, akan menekan laju inflasi serta krisis pangan yang akan bermanfaat untuk masyarakat Jembrana.

"Menanam jagung di lahan ini hanya permulaan. Kami akan memperluas ke desa-desa lain, termasuk mengkaji bantuan apa saja yang bisa kami berikan dalam program ini," katanya.

Menurut dia, lahan pertanian di Jembrana sangat potensial ditanami jagung, termasuk setelah petani panen padi sebagai tanaman selingan.

Sementara itu, Kepala Desa atau Perbekel Kaliakah I Made Bagiarta mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia.

"Pangan merupakan kebutuhan utama hidup manusia. Di sinilah peran penting petani untuk menopang ketersediaan pangan," katanya.

Menurut dia, untuk penanaman perdana ini lahan seluas 1,2 hektare ditanami jagung hibrida dengan masa panen tiga bulan.

Dia memperkirakan dari lahan seluas itu akan diperoleh 10 hingga 12 ton jagung, yang diharapkan bisa dikembangkan ke lahan pertanian lainnya.

Kabupaten Jembrana termasuk daerah agraris dengan lahan persawahan dan kebun yang luas.

Untuk lahan persawahan jenis tanaman didominasi padi, sementara perkebunan rata-rata coklat dan cengkeh.

Meski memiliki lahan persawahan yang luas, beberapa pabrik pengolahan jagung di daerah ini masih sering mendatangkan dari luar daerah karena ketersediaan yang terbatas di Jembrana.

Baca juga: Kementerian ESDM gelar pelatihan hemat energi bagi 75 perempuan di Jembrana
Baca juga: ASDP siap kembangkan Pelabuhan Gilimanuk dukung pariwisata Bali
Baca juga: Bupati Jember: Parade budaya dan pentas seni dongkrak sektor UMKM