Nenas Parigi terdaftar di Kementan RI
23 April 2013 07:12 WIB
Kementerian Pertanian mencatat Indonesia sebagai negara pengekspor nanas terbesar di dunia dengan nilai 139 juta Dollar Amerika Serikat per tahun dengan negara tujuan di antaranya Amerika Serikat, kawasan Eropa, Timur Tengah, Peru , Uruguay, Panama dan India. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Buntok, Kalteng (ANTARA News) - Nenas (nanas) Parigi yang merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah telah terdaftar di Kementerian Pertanian sebagai tanaman hortikultura khas kabupaten tersebut.
Bupati Barsel Ir HM Farid Yusran, MM, di Buntok, mengatakan pihaknya bersyukur karena tanaman nenas Parigi kini memiliki kekuatan hukum dan pengakuan secara nasional sebagai tanaman khas Barsel.
"Kami telah instruksikan Dinas Pertanian dan Perkebunan melakukan penanaman nenas secara massal, terutama di wilayah kecamatan Dusun Selatan dan Dusun Utara yang merupakan tempat asal tumbuhnya tanaman hortikultura tersebut," kata Farid Yusran.
Dia menjelaskan, nenas Parigi yang dijual di sejumlah mall di pulau Jawa itu memiliki karakter tidak menimbulkan gatal dan rasa manisnya di atas rata-rata nenas sejenis.
"Nenas Parigi merupakan tanaman hortikultura yang dapat tumbuh di lahan gambut tanpa memerlukan pemupukan dengan hasil produksi rata-rata 50-60 ton buah nenas per hektare," katanya.
Kepala Balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura (BPSBTPH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng Sumarli mengatakan, nenas Parigi sudah terdaftar di kementan RI, namun masih belum menjadi komoditas unggulan secara nasional.
Bupati Barsel Ir HM Farid Yusran, MM, di Buntok, mengatakan pihaknya bersyukur karena tanaman nenas Parigi kini memiliki kekuatan hukum dan pengakuan secara nasional sebagai tanaman khas Barsel.
"Kami telah instruksikan Dinas Pertanian dan Perkebunan melakukan penanaman nenas secara massal, terutama di wilayah kecamatan Dusun Selatan dan Dusun Utara yang merupakan tempat asal tumbuhnya tanaman hortikultura tersebut," kata Farid Yusran.
Dia menjelaskan, nenas Parigi yang dijual di sejumlah mall di pulau Jawa itu memiliki karakter tidak menimbulkan gatal dan rasa manisnya di atas rata-rata nenas sejenis.
"Nenas Parigi merupakan tanaman hortikultura yang dapat tumbuh di lahan gambut tanpa memerlukan pemupukan dengan hasil produksi rata-rata 50-60 ton buah nenas per hektare," katanya.
Kepala Balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura (BPSBTPH) Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng Sumarli mengatakan, nenas Parigi sudah terdaftar di kementan RI, namun masih belum menjadi komoditas unggulan secara nasional.
Pewarta: bayu ilmiawan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
Tags: