Pemerintah kaji penanganan polusi udara Jabodetabek dengan Prospera
1 September 2023 18:05 WIB
Politikus senior Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023). (ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyatakan tengah mengkaji penanganan polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dengan Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (Prospera).
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku koordinator penanganan polusi udara kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
“Jadi polusi udara itu, kami sedang memfinalkan studi dengan Prospera, kami harapkan 10 hari ke depan atau paling lambat dua minggu sudah dapat detail apa saja yang menjadi penting,” ujar Luhut.
Ia menyampaikan kendaraan dengan bahan bakar fosil merupakan penyumbang polusi terparah yang menyumbangkan emisi karbon.
Luhut menegaskan pemerintah akan terus mempercepat proses peralihan ke kendaraan listrik, serta terus melakukan pengecekan karbon emisi kendaraan berbahan bakar fosil.
Di sisi lain, pemerintah juga akan memproduksi water mist generator untuk dipasang di gedung-gedung guna menyemprotkan air, yang diharapkan dapat mengurangi polusi udara.
“Itu sekarang dimulai, itu butuh waktu karena produksi barangnya itu local content-nya butuh waktu. Kita butuh berapa ratus untuk itu,” jelas Luhut.
Luhut pun meminta semua pihak untuk tidak saling menyalahkan terkait polusi udara. Dia mengatakan upaya mengatasi polusi memerlukan waktu.
Baca juga: BRIN: Transportasi massal berkelanjutan solusi atasi polusi udara
Baca juga: Menteri LHK: Ada 351 industri penyumbang polusi udara di Jabodetabek
Baca juga: Studi: Polusi udara ancaman global terbesar pada kesehatan manusia
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku koordinator penanganan polusi udara kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
“Jadi polusi udara itu, kami sedang memfinalkan studi dengan Prospera, kami harapkan 10 hari ke depan atau paling lambat dua minggu sudah dapat detail apa saja yang menjadi penting,” ujar Luhut.
Ia menyampaikan kendaraan dengan bahan bakar fosil merupakan penyumbang polusi terparah yang menyumbangkan emisi karbon.
Luhut menegaskan pemerintah akan terus mempercepat proses peralihan ke kendaraan listrik, serta terus melakukan pengecekan karbon emisi kendaraan berbahan bakar fosil.
Di sisi lain, pemerintah juga akan memproduksi water mist generator untuk dipasang di gedung-gedung guna menyemprotkan air, yang diharapkan dapat mengurangi polusi udara.
“Itu sekarang dimulai, itu butuh waktu karena produksi barangnya itu local content-nya butuh waktu. Kita butuh berapa ratus untuk itu,” jelas Luhut.
Luhut pun meminta semua pihak untuk tidak saling menyalahkan terkait polusi udara. Dia mengatakan upaya mengatasi polusi memerlukan waktu.
Baca juga: BRIN: Transportasi massal berkelanjutan solusi atasi polusi udara
Baca juga: Menteri LHK: Ada 351 industri penyumbang polusi udara di Jabodetabek
Baca juga: Studi: Polusi udara ancaman global terbesar pada kesehatan manusia
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: