Tokyo (ANTARA) - Perusahaan-perusahaan Jepang meningkatkan pengeluaran untuk pabrik dan peralatan pada April-Juni tetapi laju kenaikan tahunannya melambat ke level terendah dalam lima kuartal, kata Kementerian Keuangan (MoF) pada Jumat, mencerminkan kekhawatiran resesi global di tengah melambatnya pertumbuhan China.

Kekhawatiran terhadap penurunan ekonomi global mengaburkan prospek perekonomian Jepang yang bergantung pada ekspor, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, karena kenaikan suku bunga yang tajam di AS dan Eropa serta melonjaknya inflasi mengancam akan menghambat permintaan. China, mitra dagang terbesar Jepang, juga sedang berjuang melawan krisis properti yang semakin parah.

Belanja modal naik 4,5 persen pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan paling lambat sejak awal tahun 2022, dan turun 1,2 persen pada basis triwulanan yang disesuaikan secara musiman, data Kementerian Keuangan menunjukkan.

Data belanja modal akan digunakan untuk menghitung revisi angka produk domestik bruto yang jatuh tempo pada 8 September.

Perkiraan awal menunjukkan bahwa perekonomian Jepang tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 6,0 persen pada kuartal kedua, didorong oleh permintaan global.

Namun para analis mengatakan ekspansi tersebut tampak lebih lemah dibandingkan perkiraan umum, sebagian karena hal ini disebabkan oleh melemahnya impor yang mencerminkan lemahnya permintaan dalam negeri.

Namun, ekspor mobil kembali pulih setelah berkurangnya kekurangan mikro-cip dan dibukanya kembali pariwisata domestik mengimbangi lesunya konsumsi swasta dan belanja modal, data awal PDB menunjukkan bulan lalu.

Pada kuartal ini, komponen belanja modal PDB kuartal kedua terhenti sementara ekspor tumbuh 3,2 persen. Konsumsi swasta yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian turun 0,5 persen, sementara impor turun 4,3 persen.

Data belanja modal Kementerian Keuangan pada Jumat juga menunjukkan pendapatan perusahaan naik 5,8 persen kuartal ke kuartal, dan laba yang diperkirakan akan terus berlanjut meningkat 11,6 persen pada kuartal April-Juni dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Toyota tutup pabrik sehari di Jepang, dapat habiskan Rp5 triliun
Baca juga: Belanja modal perusahaan-perusahaan Jepang naik meski laba turun
Baca juga: IMF perkirakan ekonomi Jepang akan tumbuh 1,4 persen tahun ini