Situbondo (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono meminta kepada publik agar tidak menggebyah-uyah atau menyamaratakan ulah tiga oknum prajurit TNI atas dugaan tindak pidana penculikan dan penganiayaan terhadap seorang warga sipil dari Aceh, karena masih banyak TNI yang baik.

"Jadi tolong jangan ada lagi yang seolah-olah kami melindungi prajurit, tidak. Kami menerapkan penghargaan dan sanksi, kalau jelek ya dihukum, kalau baik kami berikan penghargaan," kata Panglima Yudo setelah membuka secara resmi Latihan Bersama Super Garuda Shield 2023 di Pusat Latihan Pertempuran 5 Marinir Baluran Situbondo, Jawa Timur, Kamis.

Yudo menyatakan jangan sampai atas ulah tiga oknum prajurit TNI yang saat ini menjalani proses hukum atas dugaan tindak pidana penculikan dan penganiayaan hingga meninggal dunia terhadap Imam Masykur warga Aceh, menyakiti hati ribuan prajurit TNI yang sedang berjuang mengikuti latihan gabungan bersama tentara asing di Puslatpur 5 Marinir Baluran Situbondo.

Baca juga: Anggota DPR apresiasi TNI proses cepat oknum terlibat penganiayaan

Baca juga: Panglima: Prajurit penganiaya warga Aceh hingga tewas dihukum berat


"Jadi jangan menggebyah-uyah untuk TNI. Karena TNI masih banyak yang baik, dan yang jelek hanya 0,0 sekian persen," ucap Panglima TNI.

Yudo menegaskan, tidak akan menutup-nutupi proses hukum tindak pidana terhadap tiga oknum prajurit TNI, dan masyarakat maupun media bisa mengakses proses hukumnya.

"Selalu saya sampaikan tidak ada impunitas bagi prajurit, apalagi sampai melakukan tindak pidana berat. Kami tidak menutup-nutupi, silakan tanyakan kepada penyidik," kata Yudo menegaskan.

Kasus penculikan, pemerasan dan penganiayaan yang dialami seorang warga sipil oleh tiga oknum anggota TNI berinisial Praka RM, Praka HS dan Praka J.