Dahlan Iskan bangga Bank Mandiri hilangkan budaya sogok
22 April 2013 11:45 WIB
Petugas melayani nasabah yang mengajukan kredit di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Senin (4/2). Setelah meningkat sebesar 24,1 persen atau mencapai sebesar Rp 340 triliun, penyaluran kredit Bank Mandiri diperkirakan meningkat menjadi Rp 453,2 triliun. (FOTO ANTARA/Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengapresiasi Bank Mandiri yang telah mampu betransformasi menjadi bank terbesar di Tanah Air dengan menghilangkan budaya sogok dalam pencarian kredit dari masyarakat.
"Saya tidak menyangka budaya sogok di perbankan BUMN pada masa lalu, saat ini sudah bisa dihilangkan Bank Mandiri," kata Iskan, saat berpidato pada acara Bank Mandiri CFO Forum: Investing for Innovation, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, dirinya sejak masih berstatus pengusaha hingga menjadi menteri mengikuti betul proses perubahan yang dilakukan Bank Mandiri.
"Dari dulu sudah bukan rahasia lagi, jika nasabah ingin mendapatkan kredit harus menyogok, traktir makan, hingga memberikan hadiah (kepada karyawan bank)," tegas Dahlan.
Namun sekarang diutarakannya, praktik sogok-menyogok tersebut sudah tidak lagi terjadi, karena budaya kerja yang sudah berubah total.
"Sekarang, jangankan dikasih sogokan, dibayarin makan pun sudah tidak mau. Ini yang membuat saya semakin bangga terhadap Mandiri," ujarnya.
Karena itulah dijelaskan dia, suatu kebanggan Bank Mandiri telah mampu mencetak laba hingga sekitar Rp15 triliun, mengalahkan bank-bank swasta yang ada di Indonesia. "Tidak menyangka Bank BUMN itu dulu dilecehkan, tapi sekarang bisa mengalahkan bank apa saja," ujarnya.
"Saya monitor hingga ke cabang-cabang Mandiri, sudah bersih dari praktik sogok. Bahkan fasilitas pejabat Mandiri ketika meninjau cabang-cabangnya tidak lagi disediakan, karena memang sudah memiliki anggaran dari pusatnya," ujar dia.
(R017/E008)
"Saya tidak menyangka budaya sogok di perbankan BUMN pada masa lalu, saat ini sudah bisa dihilangkan Bank Mandiri," kata Iskan, saat berpidato pada acara Bank Mandiri CFO Forum: Investing for Innovation, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, dirinya sejak masih berstatus pengusaha hingga menjadi menteri mengikuti betul proses perubahan yang dilakukan Bank Mandiri.
"Dari dulu sudah bukan rahasia lagi, jika nasabah ingin mendapatkan kredit harus menyogok, traktir makan, hingga memberikan hadiah (kepada karyawan bank)," tegas Dahlan.
Namun sekarang diutarakannya, praktik sogok-menyogok tersebut sudah tidak lagi terjadi, karena budaya kerja yang sudah berubah total.
"Sekarang, jangankan dikasih sogokan, dibayarin makan pun sudah tidak mau. Ini yang membuat saya semakin bangga terhadap Mandiri," ujarnya.
Karena itulah dijelaskan dia, suatu kebanggan Bank Mandiri telah mampu mencetak laba hingga sekitar Rp15 triliun, mengalahkan bank-bank swasta yang ada di Indonesia. "Tidak menyangka Bank BUMN itu dulu dilecehkan, tapi sekarang bisa mengalahkan bank apa saja," ujarnya.
"Saya monitor hingga ke cabang-cabang Mandiri, sudah bersih dari praktik sogok. Bahkan fasilitas pejabat Mandiri ketika meninjau cabang-cabangnya tidak lagi disediakan, karena memang sudah memiliki anggaran dari pusatnya," ujar dia.
(R017/E008)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: