Depok (ANTARA) - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) melalui Program Doktor Ilmu Biomedik (PDIB) memberikan edukasi tentang anemia dan penanganan stunting kepada warga Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. "Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari ibu hamil," kata Ketua Program Studi dan Koordinator Kegiatan Pengmas PDIB FKUI, Prof. Dr.rer.nat. Asmarinah, M.S di Kampus UI Depok, Kamis.

Ia mengatakan, selain kegiatan penyuluhan, dilakukan pula pengukuran tekanan darah, pemeriksaan golongan darah dan hemoglobin, diskusi, serta layanan konsultasi dokter yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa PDIB FKUI.

Lombok Barat terpilih sebagai lokasi pengabdian masyarakat PDIB FKUI untuk mengentaskan penyakit kelainan darah dan stunting berdasarkan data Elektronik - Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 di mana Kabupaten Lombok Barat termasuk ke dalam tiga kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi (18,98 persen) di Provinsi NTB.

Prof. Asmarinah menuturkan program pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat terkait darah, penyakit anemia, thalasemia, transfusi darah, dan stunting terutama bagi ibu hamil dan remaja putri. Kami sangat senang program ini mendapat antusias dari warga setempat yang hadir.

Baca juga: BKKBN minta catin rajin edukasi diri untuk cegah anemia dan stunting
Baca juga: BKKBN distribusikan PMT bagi ibu hamil & baduta stunting di Temanggung
Menurut dia, anemia rentan dialami oleh remaja putri, karena pengeluaran zat besi melalui menstruasi mengakibatkan kehilangan zat besi secara cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.

Anemia menjadi salah satu faktor terjadinya stunting. Sebagai contoh, anemia yang terjadi pada ibu hamil berkaitan dengan kejadian stunting, di mana jika kadar hemoglobin ibu hamil tersebut tinggi maka semakin panjang juga ukuran bayi yang nanti dilahirkan.

Dalam hal ini, jika kadar hemoglobin ibu hamil tersebut rendah, maka ukuran bayi tersebut akan pendek dan kondisi ini menyebabkan stunting.

Sementara itu mahasiswa PDIB FKUI, dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD-Kpsi., mengatakan pengetahuan tentang darah dan penyakit yang menyertai sangatlah penting agar kualitas hidup bisa menjadi lebih baik.

“Jika status gizi ibu hamil itu baik, kecukupan nutrisinya terpenuhi, maka hemoglobin (Hb)-nya akan lebih optimal. Hb merupakan gambaran kecukupan sel darah merah yang bertugas mengantar nutrisi kepada janin yang sedang mengalami tumbuh kembang," katanya.

Sehingga lanjut dia diharapkan dengan perbaikan gizi, Hb ibu naik dan ibunya tidak anemia, maka kemungkinan stunting akan lebih rendah, sehingga anak bisa bertumbuh lebih optimal.

Baca juga: Dinkes: Tingginya kasus kekerdilan di Gunungkidul disebabkan anemia
Baca juga: Dinkes sebut kasus anemia berisiko pengaruhi angka stunting di DIY
Baca juga: Kemenkes: Jaga ibu hamil agar tidak alami anemia untuk cegah stunting