Menurut dia, baik pembeli dalam negeri maupun turis pada setiap pameran tersebut, tertarik untuk membeli dan mencoba produknya, seperti dari Malaysia, dan Thailand.
Produk yang dikenal sebagai produk zero emission soap atau tidak mengandung bahan kimia tersebut dapat dipesan dari seluruh Indonesia, dan luar negeri melalui e-commerce atau website Togean Nature.
Selain itu, kata dia, produk Togean Natural telah dipasarkan di 20 toko di Bali, lima toko di Jakarta dan masih akan dikembangkan di toko-toko lainnya di Indonesia.
Ia menjelaskan awal dibentuknya Togean Natural adalah pada saat pandemi COVID 19 melanda menyebabkan perekonomian masyarakat menjadi menurun.
"Saya pindah ke Togean tahun 2018 untuk membangun resort, namun dilanda pandemi dan berpikir bagaimana cara agar masyarakat bisa mendapatkan pemasukan lain dari bahan-bahan di sekitar," katanya.
Hingga saat ini, Shika, sapaan akrabnya bersama sekitar 20 ibu rumah tangga telah memproduksi sabun dari memanfaatkan bahan-bahan alami seperti kelapa, kunyit, nilam, madu, dan rumput laut. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng Richard Arnaldo mengatakan pihaknya selalu mendukung pelaku usaha untuk memasarkan produknya hingga ke pasar internasional. "Kami selalu berupaya mendukung para pelaku usaha agar produk unggulan mereka dapat menembus pasar lokal hingga internasional," katanya.
Ia mengatakan untuk membantu dalam memasarkan produk, salah satu upaya yang dilakukan yakni mendampingi Togean Natural untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pameran Bandung Tourism Craft and Investment EXPO 2022.
Baca juga: Pertamina memamerkan 100 lebih produk UMKM Gernas BBI-BWI di Sulteng
Baca juga: Parigi Moutong ekspor 22 ton durian beku ke Thailand
Baca juga: BI latih 175 pelaku UMKM Sulteng tingkatkan pemasaran digital
Baca juga: Pertamina memamerkan 100 lebih produk UMKM Gernas BBI-BWI di Sulteng
Baca juga: Parigi Moutong ekspor 22 ton durian beku ke Thailand
Baca juga: BI latih 175 pelaku UMKM Sulteng tingkatkan pemasaran digital