Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Senin pagi, melemah seiring kenegatifan beberapa mata uang Asia.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak melemah sebesar 30 poin menjadi Rp9.775 dibanding posisi sebelumnya Rp9.745 per dolar AS.
"Beberapa kalangan analis menilai, ekonomi AS masih dapat tumbuh meski sebagian data indikator ekonominya mengalami perlambatan. Ekspektasi itu mendorong dolar AS kembali menguat," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, di Jakarta, Senin.
Meski demkian, ia menambahkan nilai tukar domestik masih dapat kembali menguat seiring fundamental ekonomi Indonesia yang positif dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 6,2 persen-6,5 persen.
Selain itu, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) juga akan masih menjaga fluktuasi nilai tukar domestik di pasar uang agar tetap stabil.
Ruly juga mengatakan pemerintah yang sedang merencanakan untuk menaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi roda empat akan dapat membantu defisit neraca perdagangan menurun.
"Dengan defisit neraca yang turun maka diharapkan dapat membuat nilai tukar rupiah bergerak positif, selama ini salah satu pendorong kurs domestik melemah yakni defisit neraca perdagangan," katanya.
Menurut dia, migas merupakan salah satu faktor terjadinya defisit neraca perdagangan dalam negeri.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih memproyeksikan nilai tukar rupiah diperkirakan ada potensi menguat menjelang lelang surat utang negara (SUN)."Rencana lelang SUN biasanya akan direspon dengan penguatan rupiah," katanya.
(KR-ZMF/S004)
Rupiah Senin pagi melemah 30 poin
22 April 2013 10:16 WIB
Ilustrasi petugas penerima setoran rupiah di satu bank swasta nasiona di Jakarta. (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: