Menkes: Sektor kesehatan RI butuh interaksi bilateral dan multirateral
30 Agustus 2023 22:11 WIB
Tangkapan layar - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan pemaparan dalam agenda rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (30/8/2023). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia membutuhkan interaksi bilateral dan multirateral untuk dapat memberi pengaruh pada kebijakan global di sektor kesehatan.
"Saya datang dari sektor keuangan, kehadiran wibawa Indonesia di sektor keuangan dunia jauh lebih tinggi dibanding wibawa Indonesia di sektor kesehatan dunia," kata Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu mengatakan, Indonesia sebagai negara ke empat populasi terbesar di dunia tidak memiliki perwakilan di level organisasi dunia, sehingga suara yang disampaikan tidak pernah didengar.
Kondisi itu berbeda dengan sektor keuangan yang memiliki figur Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani yang sanggup mempengaruhi kebijakan keuangan dunia secara fiskal maupun moneter.
"Kalau di kesehatan, representasi Indonesia rendah sekali," ujarnya.
Dikatakan Budi, tujuan Indonesia dalam interaksi bilateral di sektor kesehatan global adalah untuk bisa memberi pengaruh pada kebijakan global serta mendatangkan uang.
"Tujuan kami ada dua, pertama untuk bisa membentuk global policy yang dibentuk berdasarkan suara Indonesia dan kedua kami mau cari duit," katanya.
Dikatakan Budi, Indonesia juga membutuhkan kerja sama multirateral dengan banyak organisasi dunia di bidang kesehatan.
Organisasi multirateral kesehatan yang dimaksud di antaranya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bill and Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust, GAVI, CEPI, hingga Global Fund.
"Di Kesehatan, kami bingung karena ada WHO. Kami pikir WHO statusnya berkuasa, oh WHO kalah kuasa sama Bill and Melinda Gates Foundation karena uangnya WHO mungkin nomor dua dibandingkan Bill and Melinda Gates Foundation," katanya.
Baca juga: Di DPR, Menkes usul lobi China pinjam kendaraan pendeteksi polutan
Baca juga: Kemenkes siapkan 740 fasilitas kesehatan tangani dampak polusi udara
Baca juga: Menkes: China negara terbaik di dunia atasi polusi udara
"Saya datang dari sektor keuangan, kehadiran wibawa Indonesia di sektor keuangan dunia jauh lebih tinggi dibanding wibawa Indonesia di sektor kesehatan dunia," kata Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu.
Mantan Dirut Bank Mandiri itu mengatakan, Indonesia sebagai negara ke empat populasi terbesar di dunia tidak memiliki perwakilan di level organisasi dunia, sehingga suara yang disampaikan tidak pernah didengar.
Kondisi itu berbeda dengan sektor keuangan yang memiliki figur Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani yang sanggup mempengaruhi kebijakan keuangan dunia secara fiskal maupun moneter.
"Kalau di kesehatan, representasi Indonesia rendah sekali," ujarnya.
Dikatakan Budi, tujuan Indonesia dalam interaksi bilateral di sektor kesehatan global adalah untuk bisa memberi pengaruh pada kebijakan global serta mendatangkan uang.
"Tujuan kami ada dua, pertama untuk bisa membentuk global policy yang dibentuk berdasarkan suara Indonesia dan kedua kami mau cari duit," katanya.
Dikatakan Budi, Indonesia juga membutuhkan kerja sama multirateral dengan banyak organisasi dunia di bidang kesehatan.
Organisasi multirateral kesehatan yang dimaksud di antaranya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bill and Melinda Gates Foundation, Wellcome Trust, GAVI, CEPI, hingga Global Fund.
"Di Kesehatan, kami bingung karena ada WHO. Kami pikir WHO statusnya berkuasa, oh WHO kalah kuasa sama Bill and Melinda Gates Foundation karena uangnya WHO mungkin nomor dua dibandingkan Bill and Melinda Gates Foundation," katanya.
Baca juga: Di DPR, Menkes usul lobi China pinjam kendaraan pendeteksi polutan
Baca juga: Kemenkes siapkan 740 fasilitas kesehatan tangani dampak polusi udara
Baca juga: Menkes: China negara terbaik di dunia atasi polusi udara
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: