"Penelitian pola pergerakan air tanah aquifer dalam menggunakan isotop karbon (C-14) di cekungan air tanah (CAT) Jakarta," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Pihaknya juga meneliti pola pergerakan air laut menuju daratan atau intrusi menggunakan isotop stabil O-18 dan H-2, serta penelitian daerah resapan air tanah menggunakan isotop stabil O-18 dan H-2 untuk tujuan konservasi.
Baca juga: Periset BRIN ungkap alasan modifikasi cuaca belum optimal di Jakarta
"Dewasa ini, aplikasi teknologi isotop di lingkungan lebih mengutamakan penggunaan isotop stabil yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan," kata dia.
Dia mengatakan perubahan iklim juga dapat dilacak menggunakan isotop stabil O-18, H-2, dan C-13, termasuk iklim ekstrem dampak El Nino atau La Nina.
"Teknik isotop hidrologi dapat mengatasi masalah tersebut," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pencampuran model teknik dipadukan dengan klasik studi hidrogeologi dan hidrokimia memungkinkan penilaian permukaan air tanah interaksi air, kerentanan air tanah terhadap polusi dan eksploitasi berlebihan, penentuan daerah pengisian air tanah, serta asal air dan usia.
Baca juga: BRIN kembangkan varietas padi tahan iklim ekstrem
Baca juga: BRIN: 85 persen bahan baku obat herbal masih berasal dari alam
Baca juga: BRIN sebut produksi baterai jadi kunci capai target netralitas karbon