Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menelusuri pergerakan air dalam siklus hidrologi untuk memperbaiki manajemen sumber air bersih melalui teknik pemodelan nuklir menggunakan isotop dan radioaktif. Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi dari Organisasi Riset Teknologi Nuklir BRIN Tri Retno Dyah Larasati mengatakan metode itu telah dipakai untuk penelusuran sumber air di berbagai daerah.

"Penelitian pola pergerakan air tanah aquifer dalam menggunakan isotop karbon (C-14) di cekungan air tanah (CAT) Jakarta," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Pihaknya juga meneliti pola pergerakan air laut menuju daratan atau intrusi menggunakan isotop stabil O-18 dan H-2, serta penelitian daerah resapan air tanah menggunakan isotop stabil O-18 dan H-2 untuk tujuan konservasi.

Menurutnya, aplikasi teknologi nuklir di bidang hidrologi sudah dilakukan sejak 1980-an. Metode itu aman dipakai karena tidak memiliki dampak bagi kesehatan dan lingkungan.

Baca juga: Periset BRIN ungkap alasan modifikasi cuaca belum optimal di Jakarta
Sejumlah perusahaan air minum juga telah menggunakan metode tersebut pada berbagai cekungan air tanah di Jakarta, Bandung, Semarang, dan lain-lain.

"Dewasa ini, aplikasi teknologi isotop di lingkungan lebih mengutamakan penggunaan isotop stabil yang tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan," kata dia.

Dia mengatakan perubahan iklim juga dapat dilacak menggunakan isotop stabil O-18, H-2, dan C-13, termasuk iklim ekstrem dampak El Nino atau La Nina.

Meski metode itu sudah terbukti, katanya, teknik nuklir belum menjadi acuan nasional karena belum diterima oleh kalangan ahli lingkungan di Indonesia.

Pola aliran air tanah aquifer dalam air tanah CAT Jakarta menggunakan isotop karbon C-14. (ANTARA/HO-BRIN)
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Rohadi Awaluddin mengatakan air mineral adalah kebutuhan pokok, namun air yang layak dikonsumsi secara keseluruhan di Bumi hanya 2,5 persen.

"Teknik isotop hidrologi dapat mengatasi masalah tersebut," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan pencampuran model teknik dipadukan dengan klasik studi hidrogeologi dan hidrokimia memungkinkan penilaian permukaan air tanah interaksi air, kerentanan air tanah terhadap polusi dan eksploitasi berlebihan, penentuan daerah pengisian air tanah, serta asal air dan usia.

Saat ini, BRIN memiliki empat lokasi riset terkait teknologi nuklir dan reaktor, yaitu Pasar Jumat, Serpong (Tangerang Selatan) dengan kapasitas reaktor nuklir 30 megawatt, Bandung 2 megawatt, Yogyakarta 100 kilowatt, serta Politeknik Nuklir di Yogyakarta.

Baca juga: BRIN kembangkan varietas padi tahan iklim ekstrem
Baca juga: BRIN: 85 persen bahan baku obat herbal masih berasal dari alam
Baca juga: BRIN sebut produksi baterai jadi kunci capai target netralitas karbon