"InsyaAllah minggu ketiga September langsung empat reservoir. Sekalian 'commissiong test' (pemeriksaan dan pengujian) di sana," kata Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah(Perumda) PAM Jaya Arief Nasrudin di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu.
Arief menyebutkan, empat reservoir komunal itu terletak di dekat Rumah Susun Marunda, Taman Sari, Cilincing dan Waduk Pluit. Awalnya, peresmian direncanakan pada akhir Agustus 2023, namun karena ada penguatan infrastruktur maka jadwal peresmian oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diubah.
Menurut Arief, keberadaan reservoir komunal ini akan dirasakan 42.000 warga dari 7.560 sambungan pipa. Keberadaan reservoir komunal ini juga menjadi jawaban bagi pelanggan yang lokasinya jauh dari pusat pompa PAM Jaya.
Baca juga: SDA imbau warga Jaksel dan Jaktim buat resapan cegah penurunan tanah
Pada malam hari, air bersih yang tidak digunakan pelanggan di dekat pompa akan ditampung di reservoir komunal. Karena itu, kehadiran infrastruktur ini justru merangsang warga lainnya untuk menjadi pelanggan PAM Jaya, terutama yang masih menggunakan air tanah.Baca juga: SDA imbau warga Jaksel dan Jaktim buat resapan cegah penurunan tanah
"Kantung-kantung air ini harus diciptakan berupa gudang-gudang air yang memang pada saat malam hari ketika air ada di pipa tidak digunakan masyarakat, itu harusnya mengalir di setiap reservoir ini," ujar Arief.
Lalu, pada saat pagi harinya masyarakat yang tinggal terjauh dari pompa itu, lalu lintas airnya tidak berebutan dari pipa yang utama.
Selain itu, Arief mengatakan, kebutuhan air di Jakarta tidak bisa direm, terutama di daerah yang mengalami krisis air. Karena itu, pihaknya melakukan aksi dengan membangun reservoir komunal bagi pelanggan.
Ada dua wilayah yang menjadi fokus pembangunan reservoir komunal. Pertama, wilayah barat dengan rincian RW 06 Duri Kosambi, Kelurahan Tamansari, Rusun Waduk Pluit Muara Baru, BP Tambora, Gombol Paya Kalideres dan Glodok.
Kedua, wilayah timur untuk wilayah Cilincing Huk Cakung-Cilincing, STIP Marunda Makmur, Rorotan Jakpro dan Kebon Kosong-Kemayoran, Kebon Kosong-Dakota.
Baca juga: PAM Jaya diminta maksimal layani warga pasca swastanisasi berakhir
Sebagai upaya memaksimalkan pelayanan, BUMD Provinsi DKI Jakarta ini juga membangun mobile instalasi pengolahan air atau "water treatment plant" (WTP) dengan kapasitas dua liter per detik.Baca juga: PAM Jaya diminta maksimal layani warga pasca swastanisasi berakhir
WTP ini dibangun untuk warga Penjaringan, Jakarta Utara, yang mengalami krisis air. Adapun air diambil dari waduk dan diolah lewat mobile WTP untuk warga sekitar.
Adapun menuju layanan 100 persen pada 2030 mendatang, pihaknya akan menyambung 7.000 kilometer instalasi pipa baru dengan pola investasi bundling.
"Bisa dibayangkan betapa masifnya nanti galian yang ada di pinggir jalan yang nanti mengakibatkan kemacetan," katanya.
Karena itu pihaknya akan memasifkan sosialisasi terkait upaya tersebut. "Sosialisasi untuk membuat masyarakat peduli bahwa ini memang pasti akan sakit-sakitan dulu (macet karena galian perpipaan) menuju 2030," kata Arief.
Baca juga: Pemprov DKI tata kolong tol Becakayu untuk jaga mutu air baku Jakarta
Karena itu pihaknya akan memasifkan sosialisasi terkait upaya tersebut. "Sosialisasi untuk membuat masyarakat peduli bahwa ini memang pasti akan sakit-sakitan dulu (macet karena galian perpipaan) menuju 2030," kata Arief.
Baca juga: Pemprov DKI tata kolong tol Becakayu untuk jaga mutu air baku Jakarta