TMC System mempercepat pengerjaan konstruksi bawah laut
30 Agustus 2023 19:56 WIB
Direktur Geotronix Pratama Fajar Setio Adi berbincang bersama Asia Pacific Regional Sales Director Trimble Troy Rigby, di Surabaya, Jatim, Rabu (30/8/2023). ANTARA/Willi Irawan
Surabaya (ANTARA) - Perusahaan penyedia teknologi survei PT Geotronix Pratama menghadirkan teknologi Trimble Marine Construction (TMC) System untuk mendorong percepatan dan efisiensi pekerjaan di bawah laut. "Teknologi ini telah dilengkapi dengan sensor yang memudahkan beberapa pekerjaan maritim, seperti reklamasi dan pengerukan lebih tepat waktu," kata Direktur Geotronix Pratama Fajar Setio Adi, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Dia menyebut efisiensi lantaran jenis pekerjaan ini tidak perlu banyak manpower (pekerja). Nilai ekonomis lainnya adalah tingkat akurasi pekerjaan bawah laut bisa menekan waktu.
"Teknologi Trimble Marine Construction (TMC) telah dilengkapi GNNS receiver. Di dalamnya terdapat sensor yang terpasang di alat untuk melakukan visualisasi. Selanjutnya operator alat berat melakukan operasi objek di bawah laut jauh lebih akurat," kata dia.
Dengan demikian, tidak perlu melakukan pekerjaan ulang seperti pekerjaan manual, karena TMC system bekerja berdasarkan visualisasi secara realtime.
"Selama ini pekerjaan manual didasarkan feeling dan pengamatan. Malahan di dasar laut masih ditambah pegawai. Nah, akurasi alat ini bisa 100 persen dalam memantau objek," ujarnya pula.
Masuknya teknologi ini diharapkan bisa mengubah pemikiran pekerjaan marine di dalam negeri.
Fajar Setio tidak menampik butuh waktu untuk mengubah cara pandang pelaku usaha konstruksi. Namun, ia optimistis pasar dalam negeri bisa menerima teknologi ini.
"Pangsa pasarnya cukup besar, karena Indonesia adalah negara kepulauan, dan banyak aktivitas reklamasi maupun pengerukan. Sementara teknologi ini tinggal menunggu waktu untuk diimplementasikan," katanya lagi.
Asia Pacific Regional Sales Director Trimble Troy Rigby menambahkan yang terpenting dari teknologi ini adalah keselamatan kerja jauh lebih baik, karena potensi kecelakaan kerja turun.
"Sebab teknologi ini bisa mengurangi jumlah pekerja, dan bisa mempersingkat waktu," katanya pula.
Dia menambahkan teknologi ini tidak hanya fokus pada pengurangan pegawai. Tetapi percepatan pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien.
"Jika dibandingkan dengan pekerjaan di dalam negeri (masih manual), kerap terjadi pengulangan. Jelas tidak efektif, butuh biaya besar, dan prosesnya lama," kata Troy pula.
Baca juga: AS beri hibah studi pembangunan kabel bawah laut wilayah terpencil RI
Baca juga: RI-Malaysia sepakat kembangkan studi interkoneksi listrik bawah laut
Dia menyebut efisiensi lantaran jenis pekerjaan ini tidak perlu banyak manpower (pekerja). Nilai ekonomis lainnya adalah tingkat akurasi pekerjaan bawah laut bisa menekan waktu.
"Teknologi Trimble Marine Construction (TMC) telah dilengkapi GNNS receiver. Di dalamnya terdapat sensor yang terpasang di alat untuk melakukan visualisasi. Selanjutnya operator alat berat melakukan operasi objek di bawah laut jauh lebih akurat," kata dia.
Dengan demikian, tidak perlu melakukan pekerjaan ulang seperti pekerjaan manual, karena TMC system bekerja berdasarkan visualisasi secara realtime.
"Selama ini pekerjaan manual didasarkan feeling dan pengamatan. Malahan di dasar laut masih ditambah pegawai. Nah, akurasi alat ini bisa 100 persen dalam memantau objek," ujarnya pula.
Masuknya teknologi ini diharapkan bisa mengubah pemikiran pekerjaan marine di dalam negeri.
Fajar Setio tidak menampik butuh waktu untuk mengubah cara pandang pelaku usaha konstruksi. Namun, ia optimistis pasar dalam negeri bisa menerima teknologi ini.
"Pangsa pasarnya cukup besar, karena Indonesia adalah negara kepulauan, dan banyak aktivitas reklamasi maupun pengerukan. Sementara teknologi ini tinggal menunggu waktu untuk diimplementasikan," katanya lagi.
Asia Pacific Regional Sales Director Trimble Troy Rigby menambahkan yang terpenting dari teknologi ini adalah keselamatan kerja jauh lebih baik, karena potensi kecelakaan kerja turun.
"Sebab teknologi ini bisa mengurangi jumlah pekerja, dan bisa mempersingkat waktu," katanya pula.
Dia menambahkan teknologi ini tidak hanya fokus pada pengurangan pegawai. Tetapi percepatan pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien.
"Jika dibandingkan dengan pekerjaan di dalam negeri (masih manual), kerap terjadi pengulangan. Jelas tidak efektif, butuh biaya besar, dan prosesnya lama," kata Troy pula.
Baca juga: AS beri hibah studi pembangunan kabel bawah laut wilayah terpencil RI
Baca juga: RI-Malaysia sepakat kembangkan studi interkoneksi listrik bawah laut
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: