Ambon (ANTARA News) - Tim pencari dan penyelamat (search and rescue/SAR) Ambon secara intensif mencari armada laut tradisional yang dilaporkan hilang komunikasi dari pelayaran Pulau Nila tujuan Waipia, Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah.

"Kami intensif melakukan pencarian sambil meminta kepedulian masyarakat pesisir yang sedang melaut kemungkinan melibat armada laut naas tersebut maupun tanda-tanda lainnya sebagai petunjuk," kata Kepala Kantor SAR Ambon, Suyanto Samijan, ketika dikonfirmasi, Minggu.

Pencarian dilanjutkan, menurut dia, menyusul laporan yang diterima pada Jumat (19/4) malam.

Tim SAR Ambon pada Sabtu (20/4) memperluas lokasi pencarian hingga di laut Banda dengan posisi perairan Tanjung Nusaniwe, Pulau Ambon.

"Mempertimbangkan arus laut, maka pencarian diarahkan ke Tanjung Nusaniwe sambil berkoordinasi dengan masyarakat pesisir di pulau Seram, Pulau Nusalaut, Pulau Saparua, Pulau Haruku dan Pulau Ambon," ujarnya.

Koordinasi juga dijalin ke Kabupaten Buru maupun Buru Selatan karena kemungkinan bisa saja armada laut tersebut hanyut ke sana.

"Jadi, kapal-kapal yang kemungkinan melihat armada laut tersebut maupun tanda-tanda berupa petunjuk keberadaannya tolong membantu menyelamatkan penumpang, termasuk nakhoda maupun anak buah kapal (ABK) atau melaporkan ke SAR, Adpel maupun pos aparat keamanan terdekat," kata Suyanto.

Tim SAR Ambon sempat berkomunikasi dengan salah seorang penumpang armada naas tersebut melalui telepon seluler pada Jumat(19/4) malam, namun putus setelah memberi tahu posisi armada tersebut sekitar perairan antara Pulau Haruku dan Pulau Ambon.

Armada laut dari pulau TNS tujuan Waipia itu belum diketahui pasti jenisnya apa maupun berapa penumpang yang memanfaatkannya.

"Prinsipnya mencari dulu guna menyelamatkan para penumpang yang diberitahukan sudah dua hari terapung-apung di laut," kata Suyanto.

Salah seorang tokoh masyarakat asal Pulau Teon, Nila dan Serua (TNS), Semmy Kosten, mengatakan bahwa informasi hilangnya komunikasi dengan mereka yang tujuan ke Waipia itu berdasarkan kontak pesan singkat (SMS) maupun telpon genggam salah satu penumpang kapal motor naas itu.

Awalnya, menurut dia, disampaikan informasi mesin kapal motor mengalami kerusakan.

"Kami diinformasikan saat kontak terakhir posisi mereka di sekitar perairan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, makanya dilaporkan ke Kantor SAR Ambon untuk mencari dan menyelamatkan," katanya.

Para penumpang kapal motor tersebut berada di pulau TNS dalam rangka memasang peralatan komunikasi radio jenis single side band (SSB) di sana.

Mereka saat ini menetap di Waipia, Pulau Seram, menyusul relokasi oleh pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku pada 1973.