Jakarta (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jakarta Barat mengkampanyekan "Stop Boros Pangan" dengan mengumpulkan pangan berlebih untuk disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.

"Namanya ibu-ibu itu kan suka lupa kalau di dapur itu masih ada stok pangan, tetapi kemudian beli lagi," kata Ketua TP PKK Jakarta Barat, Lisniawati Uus Kuswanto saat ditemui di Jakarta pada Rabu.

Berdasarkan pengalaman itu, dia menginstruksikan kepada jajaran PKK di wilayah tersebut untuk mengecek lagi pangan berlebih.

Ia menyebutkan pengumpulan pangan berlebih tersebut dilakukan dalam rangka mengkampanyekan "Stop Boros Pangan" di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

"Indonesia kan sekarang sedang menggalakkan 'Stop Boros Pangan' ya, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Makanya kita buat program ini," kata Lisniawati.

Baca juga: Jakbar beri pelatihan olahan pangan bagi warga

Pihaknya sedang menunggu surat edaran dari TP PKK DKI Jakarta untuk menginstruksikan program pengumpulan pangan berlebih tersebut secara resmi.

"Kita sekarang sedang tunggu surat edaran dari TP PKK provinsi ya (DKI Jakarta). Jadi yang kita lakukan selama ini atas inisiatif TP PKK Jakarta Barat saja dulu," lanjut dia.

Pihaknya pada Agustus 2023 telah membagikan 50 kantung plastik yang masing-masing berisi ikan kaleng, mi cepat saji (instan), kecap, sambal dan bahan pangan dalam kemasan lain kepada ojek daring (ojek online/ojol) di sekitar kantor Wali Kota Jakarta Barat.

"Bulan ini kita sudah bagikan ya, sekitar 50 kantung kepada ojol di sekitar (kantor) wali kota dan juga kepada yang habis Shalat Jumat," kata dia.

Baca juga: Jaksel bangun taman ketahanan pangan di Pejaten Barat

Ia menyebutkan, 50 kantung pangan tersebut dikumpulkan dari pengurus PKK di kecamatan dan kelurahan di Jakarta Barat. "Kita bagi setiap hari Jumat, tetapi sesuai stok pangan yang sudah dikumpulkan," kata dia.

Ia meminta seluruh pengurus PKK Jakarta Barat dan juga masyarakat untuk selalu memeriksa kebutuhan pangan berlebih agar bisa disumbangkan kepada yang lebih membutuhkan.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian menyebutkan bahwa menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas), Indonesia adalah negara nomor dua di dunia dengan tingkat boros pangan atau "Food Loss and Waste" (FLW) setelah Arab Saudi.

Mendagri dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (8/6) meminta kepala daerah untuk mengampanyekan "Stop Boros Pangan" kepada masyarakat.