Pengungsi Dieng mulai pulang
21 April 2013 10:28 WIB
Dokumen foto sejumlah petugas gabungan BNPB, TNI, SAR dan polisi memasang garis larangan melintas di kawasan bahaya gas beracun kawah Timbang di dataran tinggi Dieng Dusun Simbar, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. (ANTARA/Anis Efizudin)
Banjarnegara (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, pada hari ini mencatat bahwa sebagian besar pengungsi di Dataran Tinggi Dieng mulai kembali pulang, pasca-gempa yang terjadi Jumat (19/4).
"Berdasarkan pantauan kami pagi ini, sebagian pengungsi sudah mulai pulang. Namun, ada juga yang masih bertahan di pengungsian," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Tursiman, di Posko Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Minggu.
Sebagian pengungsi yang masih bertahan di pengungsian, kata dia, merupakan warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Jumat malam lalu.
Menurut dia, jumlah pengungsi pada Sabtu malam mengalami penyusutan dibanding malam sebelumnya yang lebih dari 5.000 orang dan tersebar di tujuh tempat pengungsian.
"Jumlah pengungsi tadi malam sekitar 3.000 orang," katanya.
Salah seorang pengungsi dari Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Faturahman, mengemukakan bahwa keluarganya masih bertahan di lokasi pengungsian Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, bersama istri dan dua anaknya sambil menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah.
Jika situasi sudah dinyatakan aman, maka dia siap meninggalkan pengungsian meskipun untuk sementara harus tinggal di tenda darurat yang didirikan di lapangan desa karena rumahnya rusak berat akibat gempa.
"Saya sebenarnya sempat pulang ke rumah, namun sekarang kembali lagi ke pengungsian karena semalam, sekitar pukul 23.00 WIB, terasa ada gempa," kata petani kentang dan sayuran itu.
Menurut dia, banyak rumah warga Desa Kepakisan yang rusak berat akibat gempa yang terjadi pada Jumat malam.
Oleh karena itu, dia mengharapkan, adanya bantuan dari pemerintah guna memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak.
"Statusnya memang rumah pribadi, namun kalau ada bantuan dari pemerintah tentunya sangat berarti bagi kami," katanya.
Berkaitan dengan bantuan logistik di pengungsian, dia mengemukakan, tidak mempermasalahkannya karena telah tercukupi.
"Tinggal di pengungsian memang tidak enak. Namun, kami berterima kasih atas bantuan dari pemerintah dan warga yang telah menerima dan menampung kami untuk sementara waktu," katanya.
Petugas Pos Komando (Posko) Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang, Andri Sulistyo, mengatakan bahwa pengungsi di Desa Dieng Kulon minta untuk dipulangkan ke desa masing-masing, seperti Kepakisan dan Pekasiran.
"Kami pagi ini mengirim tiga truk ke Desa Dieng Kulon untuk memulangkan para pengungsi," katanya.
(U.KR-SMT/R010)
"Berdasarkan pantauan kami pagi ini, sebagian pengungsi sudah mulai pulang. Namun, ada juga yang masih bertahan di pengungsian," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Tursiman, di Posko Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Minggu.
Sebagian pengungsi yang masih bertahan di pengungsian, kata dia, merupakan warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada Jumat malam lalu.
Menurut dia, jumlah pengungsi pada Sabtu malam mengalami penyusutan dibanding malam sebelumnya yang lebih dari 5.000 orang dan tersebar di tujuh tempat pengungsian.
"Jumlah pengungsi tadi malam sekitar 3.000 orang," katanya.
Salah seorang pengungsi dari Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Faturahman, mengemukakan bahwa keluarganya masih bertahan di lokasi pengungsian Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, bersama istri dan dua anaknya sambil menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah.
Jika situasi sudah dinyatakan aman, maka dia siap meninggalkan pengungsian meskipun untuk sementara harus tinggal di tenda darurat yang didirikan di lapangan desa karena rumahnya rusak berat akibat gempa.
"Saya sebenarnya sempat pulang ke rumah, namun sekarang kembali lagi ke pengungsian karena semalam, sekitar pukul 23.00 WIB, terasa ada gempa," kata petani kentang dan sayuran itu.
Menurut dia, banyak rumah warga Desa Kepakisan yang rusak berat akibat gempa yang terjadi pada Jumat malam.
Oleh karena itu, dia mengharapkan, adanya bantuan dari pemerintah guna memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak.
"Statusnya memang rumah pribadi, namun kalau ada bantuan dari pemerintah tentunya sangat berarti bagi kami," katanya.
Berkaitan dengan bantuan logistik di pengungsian, dia mengemukakan, tidak mempermasalahkannya karena telah tercukupi.
"Tinggal di pengungsian memang tidak enak. Namun, kami berterima kasih atas bantuan dari pemerintah dan warga yang telah menerima dan menampung kami untuk sementara waktu," katanya.
Petugas Pos Komando (Posko) Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang, Andri Sulistyo, mengatakan bahwa pengungsi di Desa Dieng Kulon minta untuk dipulangkan ke desa masing-masing, seperti Kepakisan dan Pekasiran.
"Kami pagi ini mengirim tiga truk ke Desa Dieng Kulon untuk memulangkan para pengungsi," katanya.
(U.KR-SMT/R010)
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013
Tags: